Menjaga Keseimbangan
Meski tampak berbeda, sasaran resmi dan operatif seharusnya berjalan seiring. Sasaran resmi memberikan arah jangka panjang, sementara sasaran operatif memastikan langkah-langkah praktis untuk mencapainya.
Namun, bila keduanya tidak selaras, organisasi dapat menghadapi masalah serius. Arah kerja menjadi tidak sinkron, muncul konflik prioritas, dan produktivitas bisa menurun.
Idealnya, setiap organisasi mampu menyatukan visi besar (sasaran resmi) dengan langkah konkret (sasaran operatif) agar strategi besar tidak berhenti di atas kertas.
Cara Menetapkan
Menetapkan sasaran operatif bukan sekadar menentukan angka atau target. Diperlukan pemahaman mendalam tentang kemampuan organisasi, kondisi lingkungan, dan keterlibatan anggota dalam prosesnya.
Untuk mencapai efektivitas, sasaran operatif harus memenuhi prinsip SMART:
-
Specific (Spesifik) – jelas dan terarah;
-
Measurable (Terukur) – bisa dinilai hasilnya;
-
Achievable (Dapat dicapai) – realistis dengan sumber daya yang tersedia;
-
Relevant (Relevan) – sesuai dengan visi organisasi;
-
Time-bound (Berbatas waktu) – memiliki tenggat yang pasti.
Dengan prinsip ini, setiap organisasi bisa memastikan bahwa target yang ditetapkan bukan hanya angka di laporan, melainkan panduan nyata untuk bertindak.
Pada akhirnya, sasaran operatif adalah jembatan antara visi strategis dan tindakan sehari-hari. Ia membuat setiap langkah organisasi memiliki arah, makna, dan kontribusi terhadap tujuan besar.
Organisasi yang mampu merumuskan dan menjalankan sasaran operatif secara konsisten akan lebih mudah beradaptasi, menilai kemajuan, dan memastikan semua anggota berjalan pada jalur yang sama.
BACA JUGA:Â Butuh Berapa Bulan Minum Elzsa Supaya Kulit Bebas Jerawat? Ini Faktanya
Karena itu, rahasia organisasi hebat ternyata bukan hanya pada visi yang menginspirasi, tapi pada sasaran operatif yang dijalankan dengan disiplin dan kesadaran bersama.
