Selain perayaan hubungan diplomatik, pertemuan Dubes Kuba dan Teguh Santosa juga membahas kontribusi Kuba dalam membantu Indonesia. Salah satunya adalah pengiriman tim medis setelah bencana gempa dan tsunami Aceh pada 2004, serta tim kemanusiaan ke Yogyakarta setelah gempa 2006.
Dubes Dagmar mengungkapkan bahwa untuk memperingati solidaritas ini, Kedutaan Besar Kuba akan menggelar pameran dan diskusi.
Tantangan dan Peluang di Era Digital
Teguh Santosa, juga dosen di UIN Syarif Hidayatullah, sepakat dengan Dubes Dagmar mengenai pentingnya menjaga hubungan meski tantangan baru bermunculan. “Di era digital dan disrupsi informasi, tantangan baru muncul, namun peluang juga terbuka lebar,” kata Teguh.
Pada kesempatan itu, Teguh juga menyerahkan buku “Buldozer dari Palestina” dan memperdengarkan musikalisasi puisi “Kepada Che” yang ditulisnya setelah mengunjungi Santa Clara, Kuba, pada 2019.
BACA JUGA:Â Tiga Koridor Jasa Industri Digital di Jakarta, Ciptakan Lapangan Kerja dan Investasi
Kedutaan Kuba berharap kegiatan ini dapat mempererat hubungan diplomatik dan memperkenalkan sejarah serta solidaritas Kuba kepada masyarakat Indonesia, terutama generasi muda.