Jakarta – Pakar transportasi Djoko Setijowarno menyayangkan adanya penolakan perluasan rute Transjabodetabek, khususnya di kawasan Kota Wisata Cibubur, Kabupaten Bogor.
Menurutnya, layanan ini sangat penting untuk membantu warga dalam bermobilitas tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi.
“Keberadaan Transjabodetabek sangat membantu masyarakat Bodetabek untuk menjangkau Jakarta dengan lebih efisien dan murah,” ujar Djoko yang juga akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat, Jumat (18/4/2025).
Pada Maret 2025 lalu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) telah menyetujui lima dari enam rute Transjabodetabek yang diajukan. Salah satunya adalah rute Kota Wisata–Cawang yang hingga kini belum bisa dioperasikan karena pengelola Kota Wisata belum memberikan surat dukungan.
BACA JUGA: Banjir Apresiasi, GHES 2025 Bukti Komitmen Indonesia Jalankan Paris Agreement
Padahal, menurut Djoko, pengoperasian bus Transjabodetabek di kawasan tersebut akan sangat membantu warga, terutama pekerja dengan penghasilan setara UMR.
Transjabodetabek sendiri merupakan layanan transportasi umum dengan subsidi dari APBD DKI Jakarta. Dengan tarif yang terjangkau, masyarakat dapat menggunakan transportasi ini sebagai alternatif selain membeli sepeda motor.
“Bahkan seharusnya layanan ini bisa digratiskan untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” tegas Djoko.
Diminta Ambil Sikap
Melihat adanya penolakan dari pengelola perumahan, Djoko mendesak Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk turun tangan.
“Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Bogor Rudy Susmanto agar memberikan perhatian khusus bagi pengembang perumahan yang menolak kehadiran Transjabodetabek di daerahnya. Keberadaan angkutan umum di kawasan perumahan sangat membantu penghuni untuk bermobilitas dengan tarif murah,” tegasnya.
