RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Kasus hilangnya mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, kembali menjadi sorotan publik. Hal ini terjadi setelah muncul berbagai tuntutan dari masyarakat yang mendesak Polri untuk bersikap transparan dalam penanganan kasus tersebut.
Pada 23 Juni 2025, ratusan warga di Pematangsiantar menggelar aksi protes di depan kantor Mako Polres Pematangsiantar. Mereka meminta Presiden Prabowo Subianto membentuk tim khusus untuk mencari keberadaan Iptu Tomi Marbun.
BACA JUGA: Finalisasi KUB Bank Banten–Bank Jatim Diupayakan Rampung Tahun Ini
Sebelumnya, istri Iptu Tomi, Elfrida Gultom, bersama adik kandungnya, Monterry Marbun, telah mengungkap berbagai kejanggalan dalam proses pencarian. Salah satu kejanggalan tersebut disampaikan Monterry dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI pada Maret 2025 lalu.
Hingga kini, Tomi Marbun sudah dinyatakan hilang selama tiga bulan. Sayangnya, operasi pencarian resmi dihentikan pada 31 Desember 2024 tanpa ada kelanjutan atau hasil yang jelas.
Berikut perjalanan kasus dan kronologi hilangnya Iptu Tomi Marbun:
1. Inisiasi Operasi (15–18 Desember 2024)
Pertama, operasi pengejaran terhadap DPO Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)/TPNPB pimpinan Marten Aikinggin dimulai pada 15 Desember 2024.
2. Deteksi dan Pergerakan Tim (18 Desember 2024)
Kemudian, pada pagi hari tanggal 18 Desember, aparat menggunakan drone untuk memantau kamp KKB di kebun sebelah Sungai Rawara, Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni. Tim gabungan TNI-Polri langsung bergerak mengepung lokasi tersebut.
3. Peristiwa Hilangnya Iptu Tomi
Selanjutnya, saat menyeberangi Sungai Rawara yang berarus deras, Iptu Tomi Marbun tergelincir dan terbawa arus. Menurut kesaksian warga lokal, Silas Meyem, Marbun terlihat di tengah sungai dan sempat berteriak minta tolong dua kali sebelum akhirnya menghilang dari pandangan.
Masih menurut Silas, terdengar satu letusan tembakan dari arah belakang, disusul beberapa tembakan lainnya. Akibat situasi itu, tim memutuskan untuk mundur demi keselamatan.






