Berperan mengeluarkan air dari dalam polder, termasuk air hujan atau air dari saluran drainase.
3. Saluran Drainase
Memastikan air mengalir dengan lancar dari area polder ke saluran keluar, menghindari genangan yang dapat merusak infrastruktur.
4. Gerbang dan Pintu Air
Mengatur aliran air masuk dan keluar, memberikan kontrol lebih terhadap volume air di dalam polder.
Cara Kerja Sistem Polder
- Saat Pasang Air Laut Naik: Pintu air akan menutup, mencegah air masuk ke dalam polder. Air di dalam polder akan dikeluarkan melalui pompa atau saluran drainase.
- Saat Permukaan Air Luar Rendah: Pintu air dibuka agar air dapat mengalir keluar secara alami, mengurangi risiko genangan di dalam polder.
Kelebihan
- Pengendalian Banjir: Efektif melindungi wilayah pesisir dan dataran rendah.
- Pemanfaatan Lahan: Memungkinkan pengembangan lahan yang sebelumnya tidak dapat digunakan.
- Fleksibilitas Pengelolaan Air: Sistem yang terintegrasi dengan pompa dan saluran drainase mempermudah kontrol air.
Kekurangan
- Biaya Tinggi: Pembangunan dan pemeliharaan membutuhkan dana besar.
- Ketergantungan Teknologi: Memerlukan peralatan berfungsi optimal.
- Dampak Lingkungan: Dapat memengaruhi ekosistem lokal.
Penerapan Sistem Polder di Indonesia
Sistem polder telah diterapkan di beberapa wilayah, seperti Jakarta, Surabaya, Sumatera, dan Kalimantan. Contohnya, di Jakarta, teknologi ini membantu mengelola banjir di daerah pesisir serta meningkatkan pemanfaatan lahan.
BACA JUGA:Â Apa Itu Pemagaran Laut? Ternyata Punya Makna dan Fungsi Begini
Dengan implementasi yang baik, sistem polder mendukung ketahanan kota terhadap ancaman banjir dan memperbaiki pengelolaan sumber daya air.






