RUANGBICARA.co.id – Kekalahan Garuda Muda di Final Mandiri Cup (AFF) harus diterima pecinta sepak bola. Faktanya memang kalah 0-1 dari Vietnam.
Namun kekalahan itu terasa masih mengganjal, karena anak asuh Gerald Vanenburg tak bisa (kehabisan akal) dalam mendobrak pertahanan dan lini tengah Vietnam yang bermain disiplin, keras, dan provikatif.
Ya, saya sebut pemain tengah Garuda seakan mati akal untuk menembus garis pertahanan lawan. Memang Timnas Muda tak memiliki breaker pemecah kebuntuan. Dony, Dion, dan Robi tak bisa melayani Jans Raven dengan baik. Alhasil, Raven banyak nganggurnya.
BACA JUGA:Â Milano Jonathans Jadi Incaran Utama Timnas Indonesia Gantikan Ole Romeny yang Cedera Panjang
Jika melihat permajnan semalam, sepertinya memang Vanenburg tidak memprioritaskan serangan mengalir dari tengah. Mungkin dalam analisisnya, dengan stok pemain tengah yang ada, Indonesia kalah bersaing dengan ljni tengah Vietnam.
Alhasil, dipasanglah Ferari sejak menit awal. Kemampuan dan akurasi Ferari memberikan long pass jadi alternatif serangan mematikan. Dan strategi itu hampir membuahkan hasil, ketika umpan jauh Ferari kepada Hanan mampu menmbus pertahanan Vietnam. Sayang one on one Hanan dengn kiper Vietnam tak berbuah gol.
Peluang demi peluang
Raven juga mendapat peluang yang sama ketika mendapat umpan long pass dari kiper Ardiansyah. Sayang sontekannya masih mengenai kaki kiper Vietnam.