RUANGBICARA.co.id – Hipertensi, atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang melebihi batas normal, yaitu 130/80 mmHg atau lebih.
Kondisi ini tidak boleh diabaikan, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang berbahaya. Bahkan, hipertensi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
BACA JUGA:Â Bagus Buat Kesehatan, Inilah Cara Minum Cuka Apel
Bagaimana Tekanan Darah Bekerja?
Tekanan darah menggambarkan kekuatan sirkulasi darah terhadap dinding arteri, yang merupakan pembuluh darah utama tubuh. Kekuatan tekanan darah ini sangat bergantung pada resistensi pembuluh darah serta intensitas kerja jantung.
Jika jantung memompa lebih banyak darah dan pembuluh darah di arteri menyempit, tekanan darah pun akan meningkat, yang bisa berujung pada hipertensi.
Mengapa Penting untuk Memantau Tekanan Darah?
Hipertensi dapat diketahui melalui pemeriksaan rutin tekanan darah, yang direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa. Pembacaan tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan hasilnya terdiri dari dua angka: sistolik dan diastolik.
Sistolik mewakili tekanan ketika jantung berkontraksi, sedangkan diastolik menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara detaknya. Jika tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg dan/atau diastolik lebih dari 90 mmHg dalam dua kali pengukuran berturut-turut, seseorang bisa dikatakan menderita hipertensi.
Penyebab Hipertensi: Primer dan Sekunder
Hipertensi terbagi menjadi dua jenis utama: hipertensi primer dan sekunder. Pertama, hipertensi primer sering kali tidak memiliki penyebab yang jelas dan cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
Kedua, hipertensi sekunder biasanya disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya dan cenderung muncul secara tiba-tiba dengan tingkat tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.
