Hal ini bisa dilihat dari saluran drainase yang lancar dan tidak tersumbat. Jika setelah hujan deras tidak terjadi genangan air, maka kemungkinan besar lingkungan tersebut memiliki sistem drainase yang baik.
Selain itu, tata lingkungan dan penataan jalan juga memengaruhi risiko banjir. Kawasan yang dirancang dengan baik biasanya memiliki saluran air yang efektif dalam mengalirkan air hujan, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya banjir.
3. Periksa Status Zonasi & Peta Risiko Banjir
Beberapa daerah memiliki peraturan zonasi yang menentukan apakah suatu wilayah rawan banjir atau tidak. Oleh sebab itu, selalu periksa peta risiko banjir yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga terkait sebelum membeli rumah.
Di beberapa kota besar, peta risiko banjir ini bahkan sudah dapat diakses secara online, sehingga memudahkan calon pembeli dalam mengetahui tingkat risiko banjir di suatu kawasan.
4. Perhatikan Kondisi Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar rumah juga sangat berpengaruh terhadap risiko banjir. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah keberadaan tanaman dan vegetasi di sekitar rumah.
Daerah yang memiliki banyak pohon dan tanaman biasanya lebih mampu menyerap air hujan serta mencegah erosi tanah, sehingga mengurangi risiko banjir.
Selain itu, perhatikan juga adanya proyek pembangunan baru di sekitar rumah yang akan dibeli. Pembangunan yang tidak terkendali dapat merusak sistem drainase atau mengubah pola aliran air, yang pada akhirnya bisa meningkatkan risiko banjir di area tersebut.
BACA JUGA:Â Tren Pengguna Commuter Line Saat Libur Panjang Januari 2025, Cuaca Jadi Faktor Penentu
Memilih rumah yang aman dari banjir memerlukan pertimbangan matang, mulai dari lokasi, infrastruktur drainase, status zonasi, hingga kondisi lingkungan sekitar.
Dengan melakukan riset menyeluruh dan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, calon pembeli rumah dapat mengurangi risiko terjadinya banjir dan memastikan hunian yang lebih aman serta nyaman.






