RUANGBICARA.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menemukan adanya keterkaitan antara kepadatan penduduk dengan meningkatnya jumlah penderita Tuberkulosis (TBC).
Deteksi dini atau skrining dilakukan secara intensif di berbagai daerah pada Jumat (31/1/2025) untuk mengidentifikasi kasus baru.
Hasil skrining menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk lebih rentan terkena TBC. Oleh karena itu, tenaga kesehatan dan kader melakukan investigasi kontak dengan memeriksa minimal delapan orang untuk setiap kasus TBC yang ditemukan.
Sekretaris Ditjen Penanggulangan Penyakit, dr. Yudhi Pramono, MARS, menjelaskan bahwa daerah padat penduduk menjadi fokus utama dalam penanganan TBC.
BACA JUGA:Â Kerjasama Indonesia dan Arab Saudi Sukses Selesaikan 38 Operasi Jantung dalam 10 Hari
Menurutnya, kepadatan tinggi dalam ruang terbatas meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini, terutama karena TBC menular melalui udara saat penderita batuk atau bersin.
Selain itu, lingkungan dengan sirkulasi udara yang buruk turut mempercepat penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis. Semakin padat suatu wilayah, semakin besar kemungkinan penularan terjadi dengan cepat.
Sebuah studi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta yang ditulis oleh Triana Srisantyorini dkk. mengkaji kasus TBC di DKI Jakarta pada 2017-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan penduduk memiliki korelasi signifikan dengan meningkatnya jumlah kasus TBC.

 
																						




