Jakarta– Fenomena Nenengisme menjadi perbincangan hangat di media sosial. Istilah ini muncul setelah seorang ibu petani bernama Neneng Rosdiyana mengubah nama akun Facebook “Marxisme Indonesia” menjadi namanya sendiri. Hal ini memicu berbagai diskusi, mulai dari kritik sosial hingga kaitannya dengan ideologi Marxisme.
Rina Syahrina, mahasiswa sastra Universitas Negeri Surabaya (Unesa), mengungkap beberapa faktor yang membuat Nenengisme viral di jagat maya.
Menurut Rina, peristiwa ini bermula dari keisengan Neneng dalam mengubah nama akun tersebut. Namun, dampaknya justru meluas hingga memunculkan berbagai spekulasi.
BACA JUGA: Bingung Ucapan Lebaran yang Biasa? Ini Contoh Ucapan Lebaran yang Unik dan Berkesan
“Awalnya, banyak yang mengira ini hanya lelucon atau sekadar bentuk pembajakan digital yang unik. Tapi lama-lama, orang-orang mulai melihatnya sebagai simbol perlawanan terhadap sistem,” ungkapnya dalam tulisan yang dimuat di situs resmi Unesa, dikutip Minggu (30/3/2025).
Lebih lanjut, Rina menjelaskan bahwa meskipun Neneng mengaku tidak memahami Marxisme, gagasan tentang kemandirian petani perempuan yang ia usung memiliki nilai ideologis tersendiri.
“Dia mungkin tidak sadar bahwa tindakan dan gagasannya mencerminkan semangat perjuangan kelompok marjinal. Itulah yang membuatnya menarik,” tambahnya.
Neneng dan Kritik Sosial
Salah satu faktor yang membuat Nenengisme semakin populer adalah sikap kritis Neneng terhadap berbagai isu sosial. Dalam salah satu unggahannya, Neneng menegaskan bahwa dirinya tidak memahami Marxisme dan awalnya mengira Marxis adalah nama sebuah band.
“Setahun yang lalu, saya saja baru dengar nama Marxis yang saya pikir dulu itu kayak nama band, jadi saya suruh ubah saja jadi nama saya, toh (akunnya) mau dibuat (menjadi akun) Facebook pro. Jadi, setop tanya-tanya dan menyebut saya penganut (Marxisme),” tulis Neneng di Facebook pada 24 Januari 2025.