Jakarta – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mendapat kritikan dari seorang remaja bernama Aura Cinta asal Bekasi. Aura merupakan anak korban penggusuran yang tinggal di bantaran sungai di Cikarang.
Ia menceritakan bahwa keluarganya berasal dari Solo dan menempati rumah yang merupakan pemberian dari kakek neneknya sebelum digusur.
Lebih lanjut, Aura mengungkapkan bahwa saat ini dirinya sedang berjuang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dengan harapan bisa diterima di Universitas Indonesia.
BACA JUGA:Â Temui Gubernur, DTKJ Usulkan Solusi Ampuh Kemacetan Jakarta
Namun, setelah pertemuan tersebut, video percakapan Aura dan Dedi Mulyadi beredar luas di media sosial. Akibatnya, Aura mendapat banyak serangan dari netizen. Banyak pihak menilai bahwa penyebaran video itu tidak mempertimbangkan perlindungan terhadap anak.
Iim Fahima, seorang pebisnis sosial dan aktivis, turut angkat bicara. Melalui akun X pribadinya, ia menilai tindakan Dedi telah melanggar prinsip dasar hak anak dan etika kepemimpinan.
“Anak yang mendebat Dedi Mulyadi memang cara berpikirnya ‘salah’. Tapi masalahnya justru pada Dedi, karena mempublikasikan video itu hingga anak dihujat publik,” tulis Iim, dikutip Selasa (29/4/2025).