Dhaka – Ribuan mahasiswa yang bersenjatakan tongkat dan batu bentrok dengan polisi di Dhaka pada Kamis, (18/7/2024).
Bentrokan ini terjadi saat pihak berwenang memutus beberapa layanan internet seluler untuk meredam protes anti-kuota lapangan kerja pemerintah, yang telah menewaskan sedikitnya 12 orang sepanjang minggu ini.
Aksi Nasional Terbesar
Protes nasional ini merupakan yang terbesar sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih kembali untuk masa jabatan keempatnya. Aksi ini dipicu oleh tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda, dengan hampir seperlima dari 170 juta penduduk Bangladesh tidak memiliki pekerjaan atau bersekolah.
Enam orang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Dhaka. Di antara korban tewas adalah seorang supir bus yang jenazahnya dibawa ke rumah sakit dengan luka tembak di dada dan seorang mahasiswa, menurut pejabat setempat kepada kantor berita Reuters. Selain itu, ratusan orang lainnya terluka dalam bentrokan ini.
BACA JUGA:Â Sambutan Hangat Presiden Jokowi di KTT ASEAN ke-43 2023
Respons Pemerintah
Menteri Hukum Anisul Huq menyatakan bahwa pemerintah bersedia untuk berbicara dengan para pengunjuk rasa yang menuntut agar negara berhenti menyisihkan 30 persen dari pekerjaan pemerintah untuk keluarga yang berjuang dalam perang kemerdekaan dari Pakistan pada tahun 1971.
Namun, Perdana Menteri Hasina, putri dari Sheikh Mujibur Rahman yang memimpin Bangladesh menuju kemerdekaan, sejauh ini menolak tuntutan para pengunjuk rasa.
“Kami bersedia untuk duduk dan berbicara dengan mereka. Kapan pun mereka ingin berdiskusi, itu akan terjadi,” kata Huq.






