Jakarta – Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025 sukses menjadi sorotan internasional dan mencatatkan rekor sebagai ajang kerja sama energi hijau terbesar tahun ini.
Selama tiga hari penyelenggaraan, mulai Selasa hingga Kamis, 15–17 April 2025, ribuan pelaku industri energi dari dalam dan luar negeri hadir di JICC Senayan, Jakarta.
Pada hari pertama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, secara resmi membuka GHES 2025. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya konferensi ini.
BACA JUGA: Bahlil Jawab Enteng Tarif Trump: Biasa, Strategi Dagang Saja
“Saya ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya Konferensi Ekosistem Hidrogen hari ini. Ini adalah momentum penting untuk membuka babak baru dalam mengimplementasikan Paris Agreement. Walaupun kita tahu, beberapa negara mulai terlihat ragu atau tidak konsisten dalam komitmennya terhadap transisi energi, Indonesia tetap teguh pada komitmen tersebut—dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan yang mendalam,” ujar Bahlil, Selasa (15/4/2025).
Ia juga menyindir negara-negara penggagas perjanjian tersebut yang mulai terlihat ragu dalam komitmennya.
“Indonesia justru melangkah hati-hati tapi pasti, sesuai dengan visi Presiden Prabowo dalam Asta Cita poin kedua dan kelima,” jelasnya.

 
																						










