RUANGBICARA.co.id – Belakangan ini, sebuah video TikTok yang menampilkan seorang pria mendapatkan potongan rambut dari mesin otomatis menjadi viral di media sosial. Video ini memicu rasa penasaran sekaligus kebingungan warganet karena menampilkan adegan yang terlihat futuristik dan realistis.
Dalam video yang diunggah akun ag23midia, seorang pria dengan rambut panjang menempatkan kepalanya ke dalam mesin potong rambut futuristik. Beberapa detik kemudian, ia muncul dengan gaya rambut rapi sambil tersenyum, seolah prosesnya berlangsung secara otomatis dan cepat.
BACA JUGA: ABB Bawa Teknologi Canggih GPAS ke Indonesia, Cegah Korsleting Sebelum Terjadi
Mesin tersebut tampak terpasang di pinggir jalan Dubai, melakukan potongan rambut hanya dengan beberapa ketukan layar. Seorang pria lain juga mengikuti prosedur yang sama dan keluar dengan gaya rambut baru.
Keterangan dalam video menyebutkan, “AI Barber Pod Terbaru di Dubai Akan Mengejutkan Anda. Mesin Potong Rambut AI 3.0, Masa Depan Dubai Telah Tiba!”. Sekilas, teknologi ini terlihat seperti nyata, namun banyak warganet yang mulai meragukan kebenarannya.
Reaksi netizen pun beragam. Beberapa mempertanyakan risiko teknologi semacam ini, dengan komentar seperti, “Bagaimana jika tiba-tiba mesin gagal saat kepala masih di dalam?” Sementara yang lain bercanda, “Sepertinya Final Destination punya cerita baru di sini.”
Tak hanya itu, video ini juga memunculkan nostalgia pengalaman potong rambut konvensional. Seorang pengguna menulis, “Suara gunting, obrolan tukang cukur, dan pijatan kepala setelah potongan rambut, semuanya punya daya tarik tersendiri.” Ada pula yang jeli memperhatikan bahwa pria dalam video adalah orang yang sama dengan gaya rambut berbeda, menandakan video ini menggunakan teknologi visual buatan AI.
Meski terlihat futuristik, faktanya mesin cukur rambut otomatis seperti dalam video tersebut belum tersedia secara komersial. Video viral ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi terus berkembang, beberapa pengalaman klasik—seperti potongan rambut langsung dan obrolan santai di barbershop—sulit digantikan.






