Jakarta – Politisi Partai NasDem yang juga Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, mengungkap pandangannya tentang politik identitas.
Menurutnya, politik identitas merupakan antitesis dari politik liberal yang dianggap banal dan brutal. Namun, ia menilai penerapan politik identitas di Indonesia bisa menjadi sangat berisiko.
“Politik identitas itu antitesa dari politik liberal yang banal, yang brutal. Itu keniscayaan,” ujar Willy Aditya dalam unggahan video reels instagram pribadinya, dikutip Selasa (4/3/2025).
BACA JUGA:Â Sejalan dengan Dedi Mulyadi, Pramono Anung Dukung Study Tour Siswa Hanya di Jakarta
Ia mencontohkan bahwa politik identitas terjadi di berbagai negara, seperti di Amerika Latin. Namun, kondisi di Indonesia berbeda karena negara ini terdiri dari berbagai suku bangsa.
Willy juga menyoroti dominasi etnis tertentu dalam kepemimpinan nasional. Ia menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya milik satu suku, tetapi merupakan republik yang harus menjadi rumah bagi semua warganya.
“Indonesia Merdeka itu bukan berdiri atas Jawa saja. Kalian pengen jadi presiden, toh. Masa yang presiden Jawa terus,” kata Willy blak-blakan.
Menurutnya, setiap warga negara berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin negeri ini.
“Kau kapan jadi presiden, kah? Dari lain kapan jadi presiden, kah? Ini republik semua untuk semua. Kau tuan rumah di republik ini. Aku tuan rumah,” lanjutnya.
Willy menegaskan bahwa semua warga Indonesia memiliki hak yang sama di negeri ini tanpa melihat asal daerah atau suku. Baginya, persatuan dalam kebinekaan harus menjadi landasan utama dalam bernegara.
BACA JUGA:Â Fiersa Besari Selamat dari Pendakian Puncak Carstensz, Ternyata Awal Mula dan Kronologisnya Ini
“Dong sama semua. Dong merah putih semua,” pungkasnya.
Sontak, pernyataan Willy Aditya ini menuai berbagai respons dari warganet. Banyak yang memberikan pandangan mereka di kolom komentar unggahan video tersebut.
“Turun ke Madura dulu bang ayo diskusi sama anak muda di Madura,” tulis akun @muallifah_ifa.