Filosofi Tanah
Selain menjelaskan soal penari, Dedi Mulyadi juga mengungkap filosofi penggunaan tema tanah dalam perayaan kemerdekaan tahun ini. Menurutnya, tema tersebut relevan karena Indonesia tengah menghadapi krisis tata kelola pertanahan.
“Kenapa tanah menjadi tema tahun ini? Karena tahun ini tanah mengalami problem luar biasa dalam tata kelola. Ada tanah, sungai, bahkan gunung yang tiba-tiba bersertifikat. Ini menunjukkan masalah kepemilikan hak atas tanah,” terang Dedi.
Kang Dedi juga menyoroti ketidakadilan dalam kepemilikan lahan dan alih fungsi lahan yang merusak lingkungan. “Ada orang yang tidak punya tanah sama sekali, sementara yang lain memiliki tanah ratusan hektar. Ada gunung berubah jadi rumah, bantaran sungai jadi area perdagangan, sawah menjadi perumahan,” ungkapnya.
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Tak Peduli Persikas Subang Mau Diambil Orang: Bukan Urusan Saya
Menurutnya, makna kemerdekaan saat ini bukan hanya memerdekakan bangsa dari penjajahan, tetapi juga memerdekakan tanah dari penguasaan yang tidak adil. “Seluruh problem itu harus diselesaikan. Dulu kita memerdekakan bangsa karena tanahnya dikuasai kolonial. Hari ini, kita harus memerdekakan tanah agar bisa dikelola sesuai konstitusi,” pungkas KDM sapaan akrabnya.