Dalam sambutannya, Wamenkes menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor.
“Kita membutuhkan dukungan dari semua pihak, mulai dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, hingga pemerintah daerah. Desa Siaga TB seperti Desa Tembong adalah inspirasi nasional untuk menekan angka kasus dan meningkatkan keberhasilan pengobatan TB,” ujar Wamenkes.
Apresiasi Wamenkes
Selanjutnya, Wamenkes juga mengapresiasi inovasi lokal Desa Tembong seperti JARING TAS dan KAJEDAK, yang berhasil meningkatkan cakupan penemuan kasus TB.
“Inovasi ini harus terus didukung dan direplikasi di wilayah lain,” tambahnya.
Kemudian, dengan target eliminasi TB pada tahun 2030, Wamenkes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama.
“Desa Tembong adalah contoh nyata bagaimana pendekatan berbasis masyarakat dapat membawa dampak besar. Model ini perlu diperluas ke desa-desa lain di Indonesia,” tegas Wamenkes.
BACA JUGA: Catat! Ini Dia Lima Manfaat Kesehatan Rutin Minum Air Hangat
Adapun, keberhasilan Inisiatif Desa Tembong diantaranya, adalah:
- Inovasi Skrining Aktif – Melibatkan kader PMO (Pengawas Minum Obat) dalam pemantauan pasien.
- Sosialisasi Berkelanjutan – Kampanye kesehatan melalui kegiatan komunitas seperti pengajian, sekolah, dan majelis taklim.
- Pemberdayaan Masyarakat – Menggerakkan tokoh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit TBC melalui kegiatan “wawar” di lingkungan desa.