RUANGBICARA.co.id, Jakarta – PT Merdeka Gold Resources Tbk, anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham EMAS.
Sesuai namanya, perusahaan ini tengah menggarap proyek tambang emas Pani di Gorontalo, Sulawesi, yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik.
BACA JUGA:Â IHSG Ambruk di Tengah Gelombang Demo, Saham Big Caps Jadi Penekan Utama
Prospektus awal yang dirilis pada 8 September 2025 menyebutkan, EMAS melepas 1,61 miliar saham baru atau setara 10 persen dari modal ditempatkan. Rentang harga ditawarkan cukup lebar, yakni Rp1.800–Rp3.200 per lembar saham, sehingga potensi dana yang masuk bisa mencapai Rp4,88 triliun.
Namun, mayoritas dana IPO itu bukan langsung untuk pengembangan tambang. Sekitar Rp4,28 triliun akan digunakan membayar utang kepada induk usaha, MDKA. Sementara sisanya akan dialirkan ke dua anak perusahaan, PT Pani Bersama Tambang dan PT Puncak Emas Tani Sejahtera, sebagai tambahan modal kerja.
Langkah IPO EMAS ini mengingatkan pada strategi MDKA saat pertama kali melantai di bursa pada 2015. Saat itu, MDKA juga melakukan IPO ketika tambangnya belum beroperasi penuh dan kondisi keuangan masih merugi. Saham MDKA memang sempat naik intraday di hari pertama, tetapi akhirnya ditutup melemah.
Pola serupa juga terjadi pada IPO PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) tahun 2023. Meski sempat melonjak hingga 20 persen saat debut, harga saham MBMA kemudian terkoreksi, salah satunya karena tekanan free float dari pemegang saham minoritas.