Jakarta – Pada penutupan sesi pertama perdagangan Senin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan tajam sebesar 1,99% atau 145,52 poin, mengakhiri sesi di level 7.162. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS) dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara itu, IHSG semakin merosot pada perdagangan sesi II, meskipun perekonomian Indonesia masih tumbuh 5% pada kuartal II-2024. Pada pukul 13:41 WIB, Senin (5/8/2024) IHSG terpantau anjlok 3,17% ke posisi 7.076,56. Penurunan ini membuat IHSG terkoreksi ke level psikologis 7.000, setelah sebelumnya diperdagangkan di kisaran 7.200-7.300.
Selain itu, nilai transaksi pada sesi II hari ini mencapai sekitar Rp 7,7 triliun dengan volume transaksi mencapai 15 miliar lembar saham, yang sudah ditransaksikan sebanyak 774.539 kali. Hal ini menunjukkan tingginya aktivitas pasar di tengah ketidakpastian global.
BACA JUGA:Â Kinerja Positif, BSI Masuk Indeks PEFINDO i-Grade
Kekhawatiran Resesi AS dan Perlambatan Ekonomi
Kekhawatiran resesi di AS semakin menguat setelah rilis data pasar tenaga kerja yang menunjukkan perlambatan signifikan. Klaim pengangguran AS yang naik tajam melebihi ekspektasi menambah ketidakpastian mengenai prospek ekonomi terbesar dunia tersebut.
Meskipun The Fed mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan Juli 2024, pasar merespons negatif terhadap data ekonomi yang mengecewakan.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 hanya sebesar 5,05 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi tetap stabil pada Semester I 2024, perlambatan ini menambah tekanan pada IHSG.