Jakarta – Permadi Arya, yang lebih dikenal dengan nama Abu Janda, kembali menjadi sorotan publik setelah dirinya mengaku diundang oleh Presiden Terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Pertemuan ini berlangsung di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, yang semakin memperkuat spekulasi terkait peran Abu Janda ke depannya.
BACA JUGA:Â Orang Banten Bakal Jadi Menteri Prabowo, Ini Dia Sosoknya dan Kiprahnya
Sejak momen itu, muncul berbagai spekulasi bahwa Abu Janda mungkin akan menjadi bagian dari kabinet Prabowo. Selain itu, publik juga mulai mempertanyakan apa posisi yang akan dia emban.
Selain itu, hal ini semakin menarik perhatian ketika Abu Janda membagikan momen pertemuannya dengan Prabowo melalui akun Instagram pribadinya pada Rabu (16/10/2024).
Unggahan tersebut dengan cepat menyebar luas, yang memicu berbagai komentar dari masyarakat.
Dalam unggahan itu, tampak Abu Janda mengenakan batik merah gelap dan blangkon di kepalanya, duduk santai sambil mendengarkan cerita Prabowo. Bahkan, dia mengungkapkan bahwa dirinya masuk ke rumah Prabowo melalui pintu belakang, yang kemudian menambah bumbu dalam cerita pertemuan mereka.
Profil Abu Janda
Permadi Arya lahir pada 14 Desember 1973 di Cianjur, Jawa Barat. Ia menempuh pendidikan di Informatic IT School Singapura, dan menyelesaikan studi Sarjana Business & Finance di University of Wolverhampton, Inggris.
Sebelum dikenal luas sebagai pegiat media sosial, Abu Janda bekerja di berbagai perusahaan, termasuk di sektor perbankan dan tambang batu bara. Dengan demikian, latar belakangnya yang beragam memberikan warna tersendiri pada perjalanan hidupnya.
Nama Abu Janda semakin mencuat ketika dia bergabung menjadi influencer dalam tim sukses Joko Widodo pada Pilpres 2019. Sejak itu, ia sering menjadi perbincangan karena berbagai pernyataan kontroversial yang dia lontarkan di media sosial.
Deretan Kontroversi
1. Pernyataan ‘Islam Agama Arogan’
Pada Februari 2021, Abu Janda sempat diperiksa oleh Bareskrim Polri atas cuitannya di Twitter yang menyebut “Islam adalah agama arogan”. Tentu saja, pernyataan ini menuai banyak kecaman dan memicu polemik di tengah masyarakat.
2. Tudingan Rasisme terhadap Natalius Pigai
Tidak hanya itu, Abu Janda juga dilaporkan atas dugaan ujaran rasisme terhadap mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Laporan ini diajukan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), yang menilai pernyataannya sebagai ujaran kebencian. Akibatnya, kasus ini menjadi salah satu kontroversi yang paling disorot publik.