Jadi Bom Waktu, Segini Utang Kereta Cepat Jakarta–Bandung Sejak Beroperasi

Jauh dari Harapan

Sejak diresmikan pada Oktober 2023, Whoosh memang mendapat sambutan antusias. Namun, tingkat keterisian kursi dan pendapatan tiket masih belum mencukupi untuk menutup biaya operasional. Akibatnya, beban finansial terus meningkat.

Pada semester pertama 2025, KCIC mencatat kerugian Rp 1,6 triliun atau sekitar 100 juta dolar AS. Dari jumlah itu, KAI menanggung Rp 951,48 miliar. Meski angka ini lebih rendah dibanding periode sama 2024 yang rugi Rp 2,4 triliun, kondisi tetap mengkhawatirkan.

Sepanjang 2024, PSBI membukukan kerugian Rp 4,2 triliun. Dari jumlah tersebut, KAI menanggung Rp 2,23 triliun, sedangkan sisanya dipikul oleh Wijaya Karya, Jasa Marga, dan Perkebunan Nusantara VIII.

BACA JUGA: Di Balik Penertiban PKL Tanjung Priok, BP Taskin Ungkap Dugaan Oknum Penarik Iuran

Untuk menekan beban keuangan, KAI berencana menjalin kerja sama dengan Danantara, lembaga pengelola dana abadi milik Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memberi dukungan pembiayaan jangka panjang demi keberlanjutan proyek KCJB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *