RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan publik. PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengakui proyek strategis nasional ini tengah menghadapi tekanan finansial berat.
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyebut kondisi KCJB berpotensi menjadi “bom waktu” bagi operasional kereta cepat pertama di Asia Tenggara tersebut. Dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada Rabu (20/8/2025), ia mengaku baru memahami secara detail masalah finansial KCJB setelah resmi menjabat.
BACA JUGA: Ada Area Khusus Perokok di Stasiun Ini, Tapi Bukan di Dalam Kereta
“Kami tengah mempelajari persoalan di KCIC yang, sebagaimana disebutkan, memang menyerupai bom waktu,” kata Bobby, Jumat (22/8/2025).
KCJB dikelola oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), perusahaan patungan dengan kepemilikan 60 persen oleh Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40 persen oleh lima perusahaan asal Tiongkok. Dari PSBI, KAI menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 58,53 persen, sehingga menanggung kerugian terbesar.