Kelebihan
Warkop DKI Kartun menawarkan kebebasan dalam eksplorasi cerita berkat format animasi. Kreativitas dalam menyisipkan visual unik seperti perubahan adegan menjadi video game platformer menjadi nilai lebih.
Selain itu, serial ini juga memberikan pesan sosial secara ringan, menjadikannya tontonan keluarga yang mendidik tanpa terasa menggurui.
Kekurangan
Sayangnya, kelemahan utama terletak pada upaya berlebihan dalam menyisipkan komedi di hampir setiap frame. Akibatnya, banyak adegan terasa ‘garing’ dan melelahkan untuk ditonton. Komedi yang terlalu dipaksakan justru mengurangi kekuatan cerita dan berdampak pada dinamika film secara keseluruhan.
Selain itu, beberapa dialog terasa outdated karena naskahnya ditulis sejak tahun 2018, seperti penggunaan istilah “kids zaman now” dan lelucon soal tongsis.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan, Warkop DKI Kartun tetap patut diapresiasi sebagai upaya melestarikan warisan komedi Indonesia kepada generasi muda. Film ini menjadi jembatan agar anak-anak Gen Z dan Alpha dapat mengenal Warkop tanpa harus menyaksikan versi lawas yang penuh humor dewasa.
BACA JUGA: Tenung, Film Horor yang Tak Butuh Musik Seram untuk Bikin Bulu Kuduk Berdiri
Dengan skor 6,5 dari 10, Warkop DKI Kartun menjadi langkah awal yang cukup menjanjikan dalam menghadirkan animasi komedi lokal. Kreativitas dan nostalgia menjadi kekuatan utama, namun masih perlu penyempurnaan terutama dalam pengolahan humor dan naskah yang relevan.