RUANGBICARA.co.id – Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menarik perhatian publik saat kunjungan kerja ke Belanda. Di sela agenda kenegaraannya, ia menyempatkan diri berziarah ke makam nenek dan kakeknya dari garis ibu. Ziarah itu dilakukan di pemakaman umum Oud Eik en Duinen, Den Haag.
“Di sela-sela kunjungan resmi kenegaraan ke Kerajaan Belanda, saya menyempatkan diri berziarah ke pemakaman umum Oud Eik en Duinen di Den Haag,” tulis Prabowo melalui akun Instagram pribadinya, dikutip Sabtu (27/9/2025).
BACA JUGA: Reshuffle Kabinet Prabowo Bikin IHSG Anjlok, Kok Bisa?
Namun di balik momen itu, banyak yang belum tahu tentang sejarah panjang keluarga ibunya, Dora Marie Sigar, yang jejak leluhurnya terekam hingga Eropa.
Jejak Keluarga
Dora Marie Sigar, ibu Prabowo, lahir pada 21 September 1921 di Manado. Ia merupakan putri dari Philip Frederik Laurens Sigar dan Cornelie Emelie Maengkom.
Philip Frederik Laurens Sigar pernah menjadi anggota Gemeenteraad Manado pada 1920-1922 dan menjabat Sekretaris Residen (Gewestelijk Secretaris) Manado pada 1922-1924. Sementara Cornelie berasal dari keluarga terpandang Minahasa, yakni putri dari Jan Eduard Maengkom, seorang pejabat hukum besar di Tondano.
Dari pernikahan Philip dan Cornelie lahirlah sembilan anak, termasuk Dora Marie Sigar yang kemudian menikah dengan ekonom terkenal, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, pada 7 Januari 1946. Dari pasangan ini lahir Prabowo Subianto, yang kini menjabat Presiden Republik Indonesia.
Jika ditelusuri lebih jauh, garis keluarga Sigar memiliki peran penting dalam sejarah Minahasa. Benjamin Thomas “Tawalijn” Sigar, lahir tahun 1790, tercatat sebagai Majoor Kepala Distrik Langoan (1848-1870) dan Kapiten Pasukan Tulungan Minahasa dalam Perang Diponegoro.