Jakarta – Dalam wawancara dengan media asing, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia, mengungkapkan pandangannya mengenai peristiwa Gerakan 30 September (G30S) dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ia menekankan pentingnya kejujuran dalam menafsirkan sejarah dan mengatasi kesalahpahaman yang ada.
BACA JUGA: Sempat Ditarik, Film Soal PKI-NU Bakal Tayang Kembali Akhir September
Kesalahan Penafsiran
Gus Dur mengungkapkan bahwa banyak orang telah salah paham mengenai sosialisme, yang pada tahun 1960-an direduksi oleh penguasa menjadi PKI.
“Ketika orang mengembangkan sosialismenya direduksi oleh penguasa tahun 60-an menjadi PKI dan dilarang di mana-mana bahkan pengikut-pengikutnya diburu, dibuang dan banyak sekali yang tidak salah banyak dibunuh. Ini semua ya katakanlah, akibat dari das kapital,” katanya dalam unggahan Youtube Jas Hijau, dikutip Selasa (1/10/2024).
Menurutnya, ketidakpahaman tentang buku-buku terkait sosialisme juga berkontribusi terhadap stigma negatif terhadap ideologi tersebut.
“Dalam arti bahwa yang gak ngerti selalu memusuhi seolah-olah ini setan besar. Padahal das kapital seperti buku-buku lain juga. Apalagi orang itu gak ngerti urusan buku,” jelasnya.
Pembunuhan Massal dan Stigma
Gus Dur mengkritik tindakan angkatan darat yang mempersiapkan bangsa untuk melawan komunisme dengan cara menuduh PKI atas semua kesalahan yang terjadi.
“Saya pikir angkatan darat kemudian mempersiapkan bangsa ini untuk melawan komunisme dengan menumpalan semua kesalahan pada komunis. Oleh sebab itu, sekitar 500 ribu orang dibunuh, orang-orang NU dan banyak yang lainnya,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa ini adalah kesalahan penafsiran yang besar.