RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh di Jakarta pada Jumat (29/8/2025) menyisakan dampak besar. Selain menyebabkan ratusan orang luka-luka, fasilitas umum juga mengalami kerusakan parah dengan nilai kerugian ditaksir mencapai Rp55 miliar.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan sedikitnya 22 halte Transjakarta terdampak dalam kericuhan tersebut. Dari jumlah itu, enam halte terbakar habis dan dijarah, sedangkan 16 lainnya rusak akibat vandalisme.
BACA JUGA: Demonstrasi di Tengah Akumulasi Kekecewaan Rakyat
“Akibat unjuk rasa ada 22 halte Transjakarta baik yang BRT maupun non-BRT serta satu pintu tol yang terdampak,” ujar Pramono di Balai Kota, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, kondisi halte pasca kericuhan sangat memprihatinkan. Kaca pecah, kursi hancur, hingga dinding penuh coretan menjadi pemandangan sehari setelah aksi berlangsung.
Rincian
Selain halte, infrastruktur transportasi lainnya juga ikut terdampak. Pemprov DKI mencatat total kerugian fisik mencapai Rp55 miliar dengan rincian:
-
MRT Jakarta: Rp3,3 miliar
-
Transjakarta: Rp41,6 miliar
-
CCTV dan fasilitas pendukung: Rp5,5 miliar
“Total kerusakan ada Rp55 miliar,” jelas Pramono.