RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Dalam semarak Pameran Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 2025, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI turut hadir dengan semangat baru: membawa konsep ketahanan nasional lebih dekat ke masyarakat.
Kepala Biro Humas Settama Lemhannas, Brigjen TNI Mohammad Arif Nur, menjelaskan bahwa keikutsertaan Lemhannas bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari misi penting untuk memperkenalkan peran lembaga tersebut kepada publik.
BACA JUGA: Komisioner KIP Rospita Vici Paulyn Ajak Publik Cerdas Memilah Informasi
Menurut Brigjen Arif, Lemhannas ingin ikut menyukseskan program Komisi Informasi Pusat (KIP) sekaligus menunjukkan kepada pengunjung berbagai kegiatan dan kontribusi yang telah dilakukan lembaga ini dalam menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa.
“Selama ini Lemhannas berbuat sangat banyak dalam pendidikan pemantapan bagi calon pemimpin nasional, tapi memang belum banyak terpublikasi,” ujarnya kepada Ruang Bicara di lokasi pameran, Rabu (15/10/2025).
Lebih lanjut, Brigjen Arif mengakui bahwa tantangan terbesar Lemhannas saat ini adalah meningkatkan eksposur di media arus utama. Ia menilai bahwa berbagai kegiatan penting seperti Jakarta Geopolitical Forum dan seminar wawasan kebangsaan masih jarang mendapat perhatian luas. “Bukan hanya diliput, tapi juga disiarkan. Selama ini tingkat publikasinya masih rendah,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal itu, Lemhannas terus berupaya memproduksi berbagai konten seperti majalah, brosur, hingga buklet. Namun, menurutnya, tantangan lain muncul dari sifat materi yang dibahas Lemhannas sendiri. “Tema-tema yang kami angkat, seperti ketahanan nasional, memang tidak mudah dipahami oleh masyarakat umum,” tambahnya.
Ketahanan Bukan Pertahanan
Dalam kesempatan yang sama, Brigjen Arif juga menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang masih keliru membedakan antara pertahanan dan ketahanan nasional. Ia menegaskan bahwa pertahanan lebih menekankan pada aspek fisik dan struktur, sedangkan ketahanan bersifat nonfisik. “Kalau pertahanan itu bangunan dan kekuatan militer, ketahanan itu lebih ke moral, demokrasi, dan jiwa bangsa,” tuturnya.
Karena itulah, Lemhannas memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran nasional melalui pendidikan dan pengkajian. Lembaga ini bahkan memiliki Deputi Pendidikan, Deputi Pengkajian, serta Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan yang berfokus pada pembinaan karakter pemimpin dan pengukuran Indeks Ketahanan Nasional.
Menariknya, Brigjen Arif juga menegaskan bahwa Lemhannas kini semakin terbuka bagi berbagai kalangan, bukan hanya dari unsur TNI, Polri, atau ASN. “Sekarang tokoh masyarakat, akademisi, bahkan dari partai politik pun bisa ikut,” katanya. Ia mencontohkan bahwa beberapa tokoh publik dan profesional telah mengikuti program pendidikan di Lemhannas, termasuk dari kalangan media dan organisasi masyarakat seperti MUI dan NU.
Menurutnya, keterbukaan ini menjadi langkah penting untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang ketahanan nasional. “Yang mau kita tanamkan bukan materi militerisme, tapi kesadaran tentang pentingnya ketahanan nasional dari sisi pemikiran,” jelasnya.