RUANGBICARA.co.id – Tidak semua karya seni mendapat sambutan hangat dari penonton. Di tengah gempuran promosi dan ekspektasi tinggi, film animasi Merah Putih: One For All justru menuai sorotan tajam di media sosial.
Sejak perilisan trailer hingga penayangan perdana, Twitter/X, Instagram, hingga TikTok dipenuhi komentar kritis. Apalagi, setelah terungkap biaya produksi film ini yang fantastis, mencapai Rp6,7 miliar.
BACA JUGA: Merah Putih vs Kimetsu no Yaiba: Duel Animasi di Layar Lebar, Siapa yang Menang?
Berdasarkan pantauan Ruangbicara, reaksi netizen internasional dan diskusi komunitas film menunjukkan bahwa kekecewaan muncul dari berbagai sisi.
1. Kualitas Visual Dinilai Kurang Maksimal
Pertama, banyak pengguna Twitter membandingkan kualitas CGI film ini dengan standar animasi internasional.
Bahkan, beberapa akun mengunggah potongan gambar yang menyoroti detail animasi kurang rapi, disertai komentar sarkastis seperti, “Ini 2025, bukan 2005.”
2. Naskah dan Dialog Terasa Kaku
Kedua, dari cuplikan yang beredar di TikTok, netizen mengeluhkan dialog yang dianggap tidak natural.
Sebagian menyebutnya terlalu teatrikal sehingga mengurangi kedalaman emosional karakter.