Ma’ruf Amin Kagum, Sampah Kini Bisa Jadi Energi dan Kompor Biomassa

RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019–2024, Ma’ruf Amin, meresmikan Center of Excellence TOSS, DHYRECS, dan Kompor Biomassa pada Jumat, (3/10/2025).

Peresmian ini menjadi momen penting karena 50 persen kegiatan acara memanfaatkan energi listrik yang dihasilkan dari olahan sampah dan tenaga surya.

BACA JUGA: Berpulang di Usia 95 Tahun, Ini Warisan Sosial Karlinah Istri Wapres Umar Wirahadikusumah

Dalam kesempatan itu, hadirin juga menyaksikan demo memasak rendang, goreng pisang, dan kebab dengan menggunakan kompor biomassa berbahan bakar sampah organik dan residu biomassa. Melihat langsung pemanfaatan teknologi tersebut, Ma’ruf Amin menyampaikan kekagumannya.

Ma’ruf Amin menegaskan, hadirnya Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS), Distributed Hybrid Renewable Energy for Community Solutions (DHYRECS), dan Kompor Biomassa adalah karya anak bangsa yang patut diapresiasi.

“Terima kasih kepada Yayasan Dana Mitra Lingkungan (DML) yang membimbing dan mendukung perusahaan rintisan Comestoarra. Terima kasih juga kepada Bakso Lapangan Tembak Senayan yang telah menjadi contoh pengolahan sampah di sumbernya sehingga bisa bermanfaat menjadi energi listrik dan biochar,” ujar Ma’ruf Amin dalam keterangan pers yang diterima Ruang Bicara, Senin (6/10/2025).

Ia juga berharap inovasi ini dapat menjawab tantangan besar Indonesia dalam isu sampah, energi, pangan, dan kesehatan lingkungan.

Dalam pidatonya, Ma’ruf Amin mengaitkan inovasi energi terbarukan ini dengan firman Allah dalam Surat Yasin ayat 80 yang menjelaskan tentang api dari kayu hijau, serta Surat Al-Alaq ayat 1 yang menuntun manusia untuk terus membaca, meneliti, dan berinovasi.

“Comestoarra, DML, dan Bakso Lapangan Tembak Senayan sudah melakukan iqra, meneliti, memahami, dan memaknai hubungan inovasi ini dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Kita tidak bisa statis, mari terus berinovasi untuk membangun bangsa dan mensejahterakan masyarakat,” tegas Ma’ruf Amin.

Perjalanan Panjang

TOSS dan DHYRECS merupakan hasil penelitian selama tujuh tahun yang dilakukan di sejumlah daerah seperti NTT, NTB, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, hingga Sumatera Selatan. Gagasan ini dipelopori oleh Dr. Ir. Supriadi Legino melalui startup Comestoarra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *