Presiden Soekarno menyebutnya sebagai GESTOK, sementara Presiden Soeharto menyebutnya GESTAPU. Dalam Orde Baru, peristiwa ini dikenal sebagai G30S/PKI. Selain itu, tragedi ini meninggalkan jejak kekejaman di Yogyakarta dan Jakarta, menewaskan korban seperti Katamso Darmokusumo dan Sugiyono Mangunwiyoto.
2. Tragedi Tanjung Priok (1984)
Selanjutnya, pada 12 September 1984, kerusuhan di Tanjung Priok menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan besar. Ketegangan dimulai ketika Sersan Hermanu meminta penghapusan brosur di Masjid As Saadah. Konflik ini berujung pada bentrok dengan warga dan penembakan oleh aparat.
3. Tragedi Semanggi II (1999)
Kemudian, pada 24 September 1999, Tragedi Semanggi II meletus sebagai aksi kekerasan terhadap mahasiswa yang menolak pengesahan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya. Korban jiwa ditemukan di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Lampung, dan Palembang. Di Jakarta, Yun Hap tewas karena luka tembak. Di Lampung dan Palembang juga terdapat korban.
4. Pembunuhan Munir (2004)
Terus, pada 7 September 2004, aktivis HAM Munir Said Thalib tewas diracun arsenik dalam penerbangan dari Jakarta menuju Belanda. Munir, yang merupakan pembela hak buruh dan masyarakat terpinggirkan, meninggal setelah mengeluh sakit perut. Kasus ini memunculkan dugaan keterlibatan pihak tinggi dan maskapai Garuda Indonesia.
5. Pembunuhan Salim Kancil (2015)
Adapun, pada 26 September 2015, Salim Kancil, aktivis lingkungan, dibunuh karena menolak penambangan pasir di desanya. Kelompok orang membunuh Salim setelah ia melawan penambangan yang merusak lingkungan.
6. Reformasi Dikorupsi (2019)
Lebih lanjut, Gerakan #ReformasiDikorupsi pada September 2019 memprotes revisi Undang-Undang KPK. Protes ini berujung pada kekerasan aparat, yang mengakibatkan lima korban tewas dan jurnalis mengalami kekerasan. Temuan Komnas HAM menunjukkan adanya pelanggaran hak asasi manusia dalam penanganan aksi ini.
7. Pembunuhan Pendeta Yeremia Papua (2020)
Terakhir, pada 17 September 2020, Pendeta Yeremia Zanambani dibunuh di Papua oleh anggota TNI. Pembunuhan ini terjadi di tengah ketegangan akibat perampasan senjata oleh kelompok separatis bersenjata, dan meninggalkan dampak mendalam di komunitas lokal.
BACA JUGA:Â Inilah Pelanggaran HAM yang Dituduhkan ke Prabowo
Dengan demikian, deretan peristiwa tragis di bulan September menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab negara dalam penegakan keadilan dan perlindungan hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengenang dan berkomitmen agar tragedi serupa tidak terulang.