Misteri Segitiga Bermuda: Lubang Cacing, Gas Metana, hingga Teori Alien

RUANGBICARA.co.id – Segitiga Bermuda, kawasan perairan yang terletak di antara Florida (Amerika Serikat), Kepulauan Bermuda, dan Pulau Puerto Riko, sudah lama dikenal sebagai daerah yang angker untuk dilalui.

Banyak kapal dan pesawat dilaporkan hilang tanpa jejak saat melintasi perairan ini. Karena sifat misteriusnya, beragam teori konspirasi bermunculan mengenai apa sebenarnya yang menyebabkan keangkeran Segitiga Bermuda.

BACA JUGA: Gempa Bumi 7,2 Magnitudo Guncang Taiwan, Korban Jiwa Berjatuhan

Lubang Cacing

Pertama, teori tentang lubang cacing (wormhole) menjadi salah satu penjelasan yang sering dikaitkan dengan hilangnya kapal dan pesawat di Segitiga Bermuda. Lubang cacing sering digambarkan dalam film fiksi ilmiah sebagai portal yang bisa digunakan untuk perjalanan lintas waktu atau antar galaksi.

Walaupun keberadaan lubang cacing belum terbukti, beberapa orang percaya bahwa fenomena ini benar-benar ada di dunia nyata.

Sebagai contoh, kawasan Segitiga Bermuda dianggap sebagai lokasi potensial keberadaan lubang cacing. Banyak kasus kapal laut dan pesawat menghilang tanpa jejak di kawasan ini, seolah-olah tersedot ke dunia lain.

Pada tahun 1941, kapal USS Proteus yang mengangkut 58 penumpang tiba-tiba menghilang saat berlayar di Segitiga Bermuda. Hanya berselang satu bulan, kapal USS Nereus yang mengangkut 61 orang juga menghilang secara misterius di wilayah yang sama.

Ketika pencarian dilakukan, tidak ada jejak kapal atau penumpang yang ditemukan. Jika kapal-kapal ini menjadi korban bencana alam atau pembajakan, seharusnya ada sinyal darurat yang dikirimkan.

Namun, tidak ada sinyal apapun yang diterima. Oleh karena itu, muncul teori bahwa kedua kapal tersebut menghilang akibat tersedot oleh lubang cacing.

Gas Metana

Teori lain yang sering dibahas adalah keberadaan gas metana. Gas ini banyak ditemukan di dasar laut, termasuk di kawasan Segitiga Bermuda. Pada tahun 2016, ilmuwan menemukan beberapa kawah raksasa di lepas pantai Norwegia dengan diameter hampir 1 kilometer dan kedalaman mencapai 45 meter. Kawah-kawah ini terbentuk karena cadangan gas metana di bawahnya yang bocor ke laut, sehingga dasar laut di atasnya amblas.

Ketika gas metana terlepas ke laut dalam jumlah besar, gelombang dan buih akan muncul di permukaan laut. Jika ada kapal yang berada di atasnya, kapal tersebut bisa kehilangan kendali dan tenggelam dengan cepat.

Karena proses ini terjadi begitu cepat, awak kapal tidak sempat mengirimkan pesan darurat, sehingga kapal tersebut seolah-olah menghilang secara tiba-tiba.

Waterspout

Fenomena alam lain yang dianggap menjadi penyebab hilangnya kapal dan pesawat di Segitiga Bermuda adalah waterspout. Waterspout adalah sejenis angin puyuh atau tornado yang muncul di atas laut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *