MTs Ini Rayakan Kelulusan Anti Mainstream, Pilih Perpustakaan dan Museum daripada ke Tempat Wisata

Menjawab Tantangan

Meski diakui bahwa gadget dan media sosial cukup mempengaruhi minat baca anak-anak, pihak perpustakaan terus berinovasi, salah satunya dengan menghadirkan perpustakaan keliling (pusling) ke pelosok daerah.

“Kita harus lebih giat lagi. Kita turun langsung ke lapangan dengan mobil pusling untuk mengajak masyarakat gemar membaca,” tambah Filly.

Rangkaian kegiatan berlanjut ke Museum Negeri Banten, di mana siswa bisa melihat langsung artefak bersejarah dan mempelajari kebudayaan Banten. Widodo, selaku pemandu museum, menyampaikan bahwa museum ini menjadi alternatif pembelajaran di luar kelas.

“Museum menjadi warna baru dalam dunia pendidikan. Harapannya, pengunjung bisa memahami sejarah Banten secara mendalam,” jelas Widodo.

Ia juga berharap agar Museum Negeri Banten terus berkembang, baik dari segi infrastruktur maupun koleksi sejarahnya.

BACA JUGA: 5 Tips Lolos Seleksi Sekolah Kedinasan 2025, Awas Jangan Sampai Salah Strategi

Melalui pendekatan yang edukatif ini, MTs Salafiyyah Darul Bayan Gembong membuktikan bahwa merayakan kelulusan tidak harus selalu dengan cara konvensional. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan pusat literasi, para siswa tidak hanya mendapatkan kenangan indah, tetapi juga pengetahuan yang bermakna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *