Selain itu, CEO Facebook Mark Zuckerberg pernah menyebutkan bahwa pada 2030 orang bisa “teleportasi” ke berbagai tempat menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) dalam kacamata pintar. Dengan cara ini, mereka dapat menghadiri pertemuan di berbagai lokasi tanpa hadir fisik. Ini berpotensi mengurangi emisi karbon di masa depan.
Dalam wawancaranya, Zuckerberg menyebut “The Holy Grail” dari eksperimen sosial adalah merasakan kehadiran dengan orang lain meski berada di tempat berbeda. Namun, teknologi ini belum sepenuhnya tercapai.
Tantangan dalam Pengembangan Teleportasi
Walaupun teleportasi fisik seperti dalam film fiksi ilmiah belum mungkin, penelitian ini menjadi dasar penting bagi teknologi masa depan. Tantangan besar tetap ada, terutama dalam memindahkan objek besar, seperti manusia, dengan kecepatan dan presisi tinggi.
Keamanan dan etika juga menjadi perhatian penting sebelum teknologi ini dapat digunakan secara luas. Bagaimana memastikan keselamatan pengguna serta dampak sosialnya masih perlu dipertimbangkan.
Teleportasi: Dari Angan-Angan Menuju Kenyataan
Dengan kemajuan teknologi, teleportasi mungkin bukan lagi sekadar mimpi. Namun, banyak langkah yang masih harus diambil sebelum kita dapat berpindah tempat secara instan seperti dalam film fiksi ilmiah.
BACA JUGA:Â GWM Indonesia Luncurkan Tank 300 HEV: SUV Off-Road Terbaru dengan Teknologi Canggih
Meski saat ini teleportasi baru di tahap eksperimen, perkembangan ini membuka jalan bagi berbagai kemungkinan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak mustahil, suatu hari nanti kita benar-benar bisa merasakan teleportasi yang selama ini hanya ada dalam khayalan.