RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia terus mendorong peningkatan ekspor nasional melalui berbagai strategi, salah satunya adalah percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa perundingan IEU-CEPA telah mencapai tahap akhir. Hingga kini, lebih dari 90 persen substansi perjanjian telah disepakati kedua belah pihak.
BACA JUGA: Jalin Sinergi Media dan Pendidikan, Ruang Bicara Sambangi Markas Bimbel Kedinasan Cerdas Dinamis
“Perjanjian ini akan menjadi katalis penting dalam memperluas akses pasar ekspor Indonesia ke Uni Eropa serta memperkuat daya saing produk nasional di kancah global,” ujar Airlangga dalam acara Diseminasi Perundingan IEU-CEPA di Jakarta, Sabtu (14/6/2025).
Lebih lanjut, pada 6 Juni 2025 lalu di Brussels, Airlangga bertemu dengan European Union Commissioner for Trade and Economic Security, Maros Sefcovic. Keduanya sepakat mempercepat penyelesaian teknis agar perjanjian dapat segera diumumkan oleh Presiden Prabowo bersama Presiden Uni Eropa.
Tarif Impor
Salah satu poin penting dalam perjanjian ini adalah penghapusan tarif impor untuk berbagai komoditas ekspor unggulan Indonesia. “Kami berharap tarif bea masuk sebesar 8–12 persen untuk beberapa produk bisa turun menjadi nol persen,” ungkap Airlangga.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mencapai USD30,1 miliar pada tahun 2024. Surplus perdagangan Indonesia pun melonjak dari USD2,5 miliar di 2023 menjadi USD4,5 miliar pada 2024.
Ekspor Indonesia ke Uni Eropa menyumbang sekitar 6,5 persen dari total ekspor nasional, dengan nilai mencapai USD17,35 miliar.
Adapun komoditas utama yang diekspor ke Uni Eropa meliputi: Minyak kelapa sawit dan turunannya, Bijih tembaga, Fatty acids (oleokimia), Produk alas kaki, Bungkil kelapa, Besi baja, Lemak cokelat dan kopra dan Produk berbasis karet dan mesin