Rawa Singkil Terancam, FJL dan For-JAK Aceh Gelar Diskusi

Baca juga: Nasir Djamil Bantu Pulangkan TKW Aceh yang Terlantar di Arab

“Ada ancaman ketika kami datang membawa kamera, butuh waktu untuk menjelaskan dan memahamkan masyarakat di sana. Itu posisi kami sangat was-was, tapi kami dan kawan-kawan Forum Jurnalis Lingkungan sangat intens dengan isu-isu lingkungan, jadi kami tetap memberanikan diri masuk untuk memberikan informasi ke masyarakat apa yang sebenarnya terjadi,” kata Munandar.

“Saya bisa katakan kalau di Meksiko ada kartel narkoba, di Aceh khususnya Rawa Singkil sekarang ada semacam kartel sawit mungkin,” tambahnya.

Soroti Tapal Batas Rawa Singkil

Diskusi mengenai masalah tapal batas di Rawa Singkil, konflik, dan penegakan hukum yang tebang pilih menyoroti dampak deforestasi. Afifuddin Acal, Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye WALHI Aceh, menekankan bahwa masyarakat setempat merasakan dampak banjir akibat perambahan Rawa Singkil.

“Yang perlu diketahui bahwa warga biasa hanya melakukan perambahan di pinggiran saja, tetapi yang masuk ke dalam kawasan inti Rawa Singkil dengan membawa ekavator untuk membuka jalan dan saluran, ini patut dipertanyakan,” ungkap dia.

“Anehnya alat berat eskavator yang sudah disita polisi di lokasi tiba-tiba hilang tanpa jejak. Ini salah satu bukti ada yang bermain di Rawa Singkil,” tutup Afifuddin.

Para peserta diskusi sepakat bahwa menyelamatkan Rawa Singkil memerlukan keterlibatan seluruh pihak. Penegakan hukum terhadap pelanggar perambahan hutan, edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kawasan konservasi, serta pemecahan masalah bersama melibatkan pihak terkait, menjadi solusi yang harus diupayakan untuk mengatasi masalah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar