RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Nama Victor Rachmat Hartono, Direktur Utama PT Djarum, kembali mencuri perhatian publik.
Setelah sempat dicekal terkait penyidikan dugaan korupsi pembayaran pajak, Kejaksaan Agung akhirnya mencabut status pencegahan ke luar negerinya. Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Penyidik menilai Victor bersikap kooperatif sepanjang proses pemeriksaan.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, mengungkapkan bahwa pencabutan cekal itu dilakukan atas pertimbangan penuh dari tim penyidik. “Benar, terhadap yang bersangkutan telah dimintakan pencabutan oleh penyidik dikarenakan menurut penyidik, yang bersangkutan kooperatif,” ujar Anang, Minggu (30/11/2025).
BACA JUGA: Rantai Niaga Tembakau Kacau, Gudang Garam Tak Lagi Serap dari Temanggung
Sebelumnya, Victor masuk dalam daftar lima nama yang dicegah selama enam bulan ke depan, menyusul penyelidikan dugaan korupsi pembayaran pajak antara 2016 hingga 2020. Ia berada dalam satu barisan dengan mantan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi, pemeriksa pajak Karl Layman, Kepala KPP Madya Dua Semarang Ning Dijah Prananingrum, dan konsultan pajak Heru Budijanto Prabowo.
Pencekalan ini berjalan seiring dengan penggeledahan di beberapa lokasi penting, termasuk rumah pejabat pajak. Dari penyidikan, Kejagung menemukan dugaan adanya kesepakatan tersembunyi antara pegawai pajak dan wajib pajak. Anang bahkan menyebut ada pemberian tertentu yang bertujuan memperkecil nilai kewajiban pajak perusahaan. “Ada kompensasi untuk memperkecil pembayaran pajak. Ada kesepakatan dan ada pemberian itu. Suap lah,” katanya.
Meski kasusnya masih bergulir, pencabutan cekal membuat publik kembali menoleh pada sosok Victor—bukan hanya sebagai pihak yang terseret dalam penyidikan, tetapi juga sebagai figur penting dalam dunia bisnis Indonesia.
Figur Kunci
Victor Rachmat Hartono bukan nama asing di dunia korporasi. Lahir pada 11 Februari 1972, ia adalah putra sulung dari konglomerat dan pemilik Grup Djarum, Robert Budi Hartono. Dalam lingkaran bisnis, Victor dikenal sebagai penerus utama yang ikut menjaga sekaligus memodernisasi jalannya roda perusahaan keluarga.
Pendidikan yang ia tempuh seluruhnya berada di Amerika Serikat. Mulai dari Santa Barbara City College, lanjut ke University of California–San Diego mengambil Teknik Mesin, hingga meraih gelar MBA dari Northwestern University—salah satu kampus bisnis terkemuka dunia. Pendidikan itu kemudian menjadi fondasi kuat bagi Victor untuk memadukan pendekatan teknis dan strategi manajemen tingkat tinggi.
Begitu kembali ke Indonesia, Victor langsung terjun ke inti bisnis Grup Djarum. Ia memegang peran penting dalam operasional perusahaan dan menjadi bagian dari otak di balik berbagai strategi ekspansi. Di tangannya, Djarum Group tidak berhenti di industri rokok saja.
Perbankan? Mereka memiliki BCA yang saat ini menjadi bank terbesar di Indonesia. Teknologi? Grup Djarum gencar menanam modal di berbagai startup. Sektor keberlanjutan? Mereka mulai menerobos industri baru yang lebih ramah lingkungan.
Di era kepemimpinan Victor sebagai Direktur Utama PT Djarum, perusahaan tumbuh semakin beragam, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.






