Perjudian STY dengan mencadangkan pemain-pemain andal seperti Rizky Ridho, Tom Haye, Sandy Walsh, dan Malik Rizaldi, tentu dipertanyakan banyak pihak.
Asnawi, Shayne Pattynama, dan Witan Sulaeman juga tampil di bawah performa terbaik mereka. Shayne Pattynama, yang sebelumnya lebih sering di bangku cadangan, malah menjadi awal mula bencana saat diturunkan sebagai starter.
Selain itu, Mees Hilgers tampak kurang sigap. Dia terlambat menutup pergerakan Zhang Yuning yang akhirnya mencetak gol kedua bagi China.
Rotasi Pemain yang Terlalu Berisiko
Rotasi pemain yang dilakukan STY kali ini jelas berbuah pahit. Alih-alih mencuri tiga poin, bahkan untuk meraih satu poin pun rasanya sangat sulit. Karena itu, STY harus bertanggung jawab atas perjudiannya. Rotasi yang dilakukannya dinilai terlalu ekstrem. Trio belakang yang sebelumnya solid, yakni Jay Idzes, Rizky Ridho, dan Justri Hubner/Mees Hilgers, dirombak.
Sebagai akibatnya, Timnas Garuda seolah kehilangan pakem 11 pemain inti. Tidak ada tim pemenang (The Winning Team) yang dibentuk oleh STY. Seolah-olah, STY kebingungan dengan stok pemain yang ada. Seharusnya, pada tahap ini, STY sudah mampu membentuk tim yang solid, bukannya bereksperimen ketika tim membutuhkan poin krusial.
BACA JUGA:Â Ini Tiga Alasan Indonesia akan Menekuk China
Lebih jauh lagi, isu pemain naturalisasi untuk posisi striker kembali mengemuka. Bukankah STY seharusnya sudah bisa memaksimalkan potensi yang ada dengan strategi yang tepat?












