Matras bambu terdiri dari 13 lapisan, sedangkan cerucuk bambu terbuat dari tujuh batang bambu yang diikat. Teknologi ini diterapkan untuk mendukung tanah timbunan dan membantu proses preloading.
Sebanyak 6 juta batang bambu didatangkan dari beberapa daerah sekitar, memberikan manfaat tambahan bagi perekonomian lokal serta ramah lingkungan.
Kemudian, Menteri PUPR Dody Hanggodo menekankan pentingnya pembangunan tol ini untuk mengurangi risiko banjir rob di sekitar kawasan pesisir. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan mobilitas warga sekitar.
“Dengan adanya tol ini, kami berharap banjir rob yang menggenangi lahan seluas beberapa hektar tidak akan terjadi lagi pada musim rob, serta banjir yang sering terjadi di tengah kota dapat berkurang,” ujar Dody.
BACA JUGA:Â Jalan Tol Demak-Semarang Gunakan 10 Juta Bambu, Benarkah Bisa Bikin Konstruksi Awet dan Tahan Lama?
Dengan demikian, pembangunan Tol Semarang – Demak Seksi 1, yang ditargetkan selesai pada 2027, terus berlanjut dengan inovasi-inovasi teknologi yang mendukung kestabilan tanah serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. Proyek ini diharapkan tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga mengurangi dampak banjir rob yang kerap mengganggu kawasan pesisir.












