RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam menyediakan pendidikan inklusif yang merata. Pasalnya, kebutuhan guru pendidikan inklusi di Indonesia saat ini mencapai 17 ribu orang.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Tim Kerja Pendidikan Khusus di Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen, Meike Anastasia.
“Belum penuh kuotanya, karena kebutuhan kita adalah 17 ribu guru. Saat ini baru sekitar 400 ribu guru yang mengikuti pelatihan modul dasar secara daring, dan 5 ribu guru modul lanjutan, dengan 4.492 guru yang lulus,” ujar Meike kepada wartawan usai pembukaan Konferensi Pendidikan Inklusi Indonesia (KPII) 2025 di Plaza Insan Berprestasi, Jakarta, Jumat (8/8/2025).
BACA JUGA: KPII 2025 Resmi Dibuka, Tekankan Dua Dekade Pendidikan Inklusi di Indonesia
Meski begitu, upaya demi upaya terus dilakukan. Buktinya, sejak 2023 Kemendikdasmen telah menjalankan program pelatihan daring untuk guru-guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus.
Langkah ini kemudian diperkuat pada 2024 melalui kerja sama dengan Western Sydney University dan lembaga inovasi untuk menyusun modul pelatihan, berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Karenanya, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memfasilitasi peserta didik penyandang disabilitas di sekolah reguler.