RUANGBICARA.co.id – Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya dan kuliner yang sangat beragam. Salah satu faktor yang memperkaya khazanah kuliner Indonesia adalah pengaruh dari budaya asing, termasuk Tiongkok.
Pengaruh Tiongkok pada kuliner Indonesia telah berlangsung selama berabad-abad, khususnya melalui interaksi perdagangan dan perpindahan penduduk Tionghoa ke Nusantara.
BACA JUGA:Â Eksplor Kuliner Nusantara: Inilah 10 Makanan Tradisional dari Sabang sampai Merauke
Seiring waktu, makanan khas Tiongkok berakulturasi dengan bahan-bahan lokal dan selera masyarakat setempat. Hal ini melahirkan berbagai hidangan yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Berikut adalah beberapa bentuk pengaruh budaya Tiongkok yang dapat ditemukan di berbagai daerah.
1. Mie: Adaptasi Hidangan Tiongkok ke Selera Lokal
Salah satu makanan paling populer yang dipengaruhi oleh budaya Tiongkok adalah mie. Kata “mie” sendiri berasal dari bahasa Tionghoa “mià n,” yang berarti mi atau pasta. Hidangan mie seperti bakmi, kwetiau, dan bihun sangat umum di Indonesia, terutama di daerah-daerah dengan populasi Tionghoa yang besar, seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Contoh kuliner:
- Bakmi: Mie tipis yang diolah dengan kaldu ayam atau babi, disajikan dengan sayuran, daging, dan terkadang bakso atau pangsit.
- Kwetiau: Mie berbahan dasar tepung beras yang dimasak dengan cara digoreng atau dimasak kuah.
- Bihun: Mie yang lebih tipis dan sering disajikan sebagai pendamping sup atau goreng.
Dengan penambahan rempah-rempah dan cara masak yang sesuai, mie-mie ini telah beradaptasi dengan lidah masyarakat Indonesia.
2. Capcay: Perpaduan Sayuran dengan Rempah-rempah
Salah satu contoh kuliner Tiongkok yang telah berasimilasi dengan gaya masak Indonesia adalah capcay. Berasal dari bahasa Hokkien, “capcay” berarti “aneka sayuran.” Hidangan ini terdiri dari berbagai macam sayuran yang ditumis atau dimasak dengan saus kental yang terbuat dari kaldu, bawang putih, dan bumbu lainnya. Di Indonesia, capcay sering diperkaya dengan tambahan daging ayam, udang, atau bakso.
Keunikan dari capcay di Indonesia terletak pada penggunaan rempah-rempah lokal, seperti daun bawang, dan terkadang ditambah dengan saus tiram atau kecap manis untuk menambah cita rasa.
3. Lumpia: Peranakan Tiongkok-Jawa yang Mendunia
Lumpia adalah hidangan perpaduan antara kuliner Tiongkok dan Jawa yang sangat populer. Terutama lumpia Semarang, sajian ini merupakan hasil adaptasi dari hidangan Tiongkok. Terbuat dari kulit lumpia yang diisi dengan rebung, daging ayam atau udang, dan sayuran, hidangan ini biasanya disajikan dengan saus kental dan acar.
Di Tiongkok, lumpia dikenal sebagai “spring roll,” yang umumnya diisi dengan sayuran. Namun, isian lumpia di Indonesia lebih bervariasi, dan saus pendampingnya menggunakan campuran gula merah dan bawang putih yang memberikan rasa manis gurih khas.
4. Bakso: Bola Daging Ala Tiongkok yang Disukai Banyak Orang
Bakso, yang telah menjadi sangat identik dengan kuliner Indonesia, awalnya diperkenalkan oleh imigran Tionghoa. Hidangan ini merupakan adaptasi dari kuliner Tiongkok yang menggunakan bola daging sebagai bahan utama. Di Indonesia, bakso terbuat dari daging sapi atau ayam, disajikan dalam kuah kaldu hangat, dengan tambahan mie, bihun, sayuran, dan tahu.
Keunikan bakso di Indonesia terlihat dalam perkembangannya sebagai makanan utama yang dijual di warung-warung dan gerobak kaki lima. Variasi yang lebih kaya, seperti bakso urat, bakso telur, dan bakso isi keju, juga menjadi favorit masyarakat.
5. Soto dan Bubur Ayam: Warisan Kuliner yang Terpengaruh Tiongkok
Walaupun soto dianggap sebagai kuliner asli Indonesia, ada beberapa elemen dari budaya Tiongkok yang memengaruhi penyajiannya. Penggunaan bihun dan tauge pada beberapa varian soto merupakan contoh dari hidangan Tionghoa.
Begitu pula, bubur ayam yang memiliki akar dari bubur Tiongkok, yaitu congee. Hidangan ini sering disajikan dengan irisan ayam, cakwe (sejenis roti goreng), kecap, dan berbagai bumbu lainnya.