Proses penelitian mengambil sumber dari data arkeologis, menggali keadaan Banten pada masa lalu. Motif batik Banten terinspirasi dari kekayaan budaya di wilayah ini, terutama dari bangunan arkeologis pada masa Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten.
Motif Batik Banten yang Unik
Setelah penelitian yang cermat, ditemukan bahwa Banten memiliki tradisi membatik pada masa lalu, seperti Brooven Rim Rood atau yang dikenal sebagai SIMBUT pada abad ke-17. Penemuan puing gerabah di wilayah Banten Lama dan Baten Girang juga memberikan sumbangan berharga untuk menyusun motif batik.
Dari penelitian ini, lahirlah 12 motif unik seperti Datulaya, Mandalikan, Kapurban, Kawangsan, Pamaranggen, Pancaniti, Pasepen, Pasulaman, Pejantren, Sabakinking, Srimanganti, dan Surosowan.
Berikut ini masing-masing motif yang memiliki makna dan cerita tersendiri dalam merefleksikan warisan sejarah Banten:
BACA JUGA: Rayakan Hari Batik Nasional 2023 dengan Twibbon! Ini Linknya
1. Datulaya
Datulaya, yang berarti tempat tinggal pangeran, menggambarkan keindahan tempat pangeran yang dipenuhi dengan bunga. Warna kuning, abu-abu, dan biru memberikan kehangatan pada kisah indah ini.
2. Mandalikan
Mandalikan, mengambil nama Pangeran Arya Mandalikan, putra dari Sultan Hasanuddin. Motif ini hadir dengan warna krem, abu-abu, dan coklat, mencerminkan sifat rendah hati dan kuat Pangeran Mandalikan.
3. Kapurban
Kapurban berasal dari nama Pangeran Purba, anak Sultan Ageng Tirtayasa. Warna hitam, jingga, dan putih menciptakan motif yang mencerminkan kejujuran dan ketegasan Pangeran Purba.
4. Kawangsan
Kawangsan, mengambil nama desa tempat tinggal Pangeran Wangsa, dengan warna biru tua, merah muda, dan coklat kemerahan. Motif ini menggambarkan Pangeran Wangsa yang berani, lembut, dan penuh keteguhan iman.
5. Pamaranggen
Motif Pamaranggen berasal dari desa tempat pembuatan keris, dengan warna putih, coklat muda, hitam, dan merah. Pamaranggen menunjukkan sifat arif, berani, tegas, suci, dan ketulusan hati.
6. Pancaniti
Pancaniti, yang berarti singgasana tempat raja memantau prajuritnya, memiliki warna ungu, jingga, dan biru. Motif ini melambangkan semangat, kedudukan tinggi, kejayaan, dan kebangsawanan.
7. Pasepen
Pasepen, nama tempat bertapa Sultan Agung, hadir dengan warna hitam, hijau, abu-abu, dan putih. Motif ini melambangkan ketakwaan, ketenangan, ketulusan hati, dan keteguhan hati.
8. Pasulaman
Motif Pasulaman diambil dari nama desa sebagai lokasi para pengrajin sulam. Warna coklat muda, merah, hijau, dan putih menciptakan makna kerendahan hati, kesuburan, keberanian, semangat, dan ketulusan hati.
9. Pejantren
Pejantren diambil dari tempat pengrajin tenun dengan warna putih, biru, dan merah. Motif ini menggambarkan sifat murah hati, keberanian, semangat, dan ketulusan hati.
10. Sabakinking
Sabakinking mengambil nama agelar Sultan Maulana Hasanudin. Warna kuning, krem, coklat kemerahan, dan hitam mencerminkan sifat lembut, arif, pemberani, agung, dan tangguh hati Sultan Hasanudin.
11. Srimanganti
Srimanganti diambil dari nama bangunan istana raja bertatap muka dengan rakyatnya. Warna merah tua, coklat tua, dan hitam menciptakan makna sifat raja yang arif, teguh hati, dan pemberani.
12. Surosowan
Surosowan diambil dari nama tempat pusat pemerintahan di Banten, dengan warna kuning, hitam, putih, dan hijau. Motif ini melambangkan kesuburan, kemakmuran, keteguhan hati, ketulusan hati, kejayaan, dan ketakwaan kepada Tuhan.
BACA JUGA: 7 Destinasi Wisata Banten yang Ideal untuk Liburan Natal dan Tahun Baru
Setiap motif Batik Banten bukan hanya sekadar kain, melainkan sebuah kisah yang harus kita jaga agar tetap hidup dan berkembang. Mari lestarikan kekayaan budaya Indonesia, dan kenali lebih dalam 12 motif unik Batik Banten yang memukau ini!