“Dalam kesempatan ini sangat menarik sekali yang bisa dijadikan peluang untuk belajar sekaligus kolaborasi dalam kesetaraan antara disabilitas dan non-disabilitas,” kata Muhammad Fauzi saat di Pondok Pesantren Qothrotul Falah, Lebak pada Sabtu (22/7/2023).
Konsep perlu diperkuat
Ia menekankan pentingnya memperkuat konsep ini sebagai identitas bangsa Indonesia. Majlis Ta’lim Tuli Indonesia akan memberikan edukasi budaya dan bahasa kepada para santri di pondok pesantren. Hal ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang baik.
Sebelumnya, kaum disabilitas seringkali mengalami perlakuan diskriminasi atau kerap dianggap inferior dalam ruang publik. Padahal, mereka memiliki kemampuan lebih.
“Perlakuan yang bersifat diskriminasi ini karena keterbatasan media komunikasi yang diperoleh. Karena, kaum disabilitas ini sekadar mengandalkan kemampuan komunikasi semiotik, simbolik, dan bahasa isyarat,” jelasnya.
Muhammad Fauzi, lulusan doktor peraih rekor MURI, berterima kasih pada Pondok Pesantren Qothrotul Falah. Dia berharap kehidupan di masa depan akan berdampingan dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Qothrotul Falah yang telah memberikan kesempatan kepada kami. Sehingga, bisa melakukan kegiatan bersama,” tuturnya.
1 komentar