RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Kekosongan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta terus berlanjut hingga akhir Oktober 2025. Kondisi ini menjadi perhatian publik karena sudah hampir dua bulan lamanya stok BBM di SPBU non-Pertamina seperti Shell dan Vivo belum juga pulih sepenuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan agar pihak swasta tidak memaksakan kehendak dalam penyediaan base fuel, terutama yang berkaitan dengan campuran etanol.
BACA JUGA: Bakal Jadi Pengganti LPG, Begini Proses Pembentukan Gas DME Batu Bara
“Jangan swasta memaksakan kehendak. Apalagi SPBU-SPBU ini kan. Jangan dikira kita nggak paham. Seperti orang Papua bilang, adek, kau baru mau tulis, kakak sudah baca,” ujar Bahlil dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa etanol bukan bahan campuran yang buruk untuk BBM. Ia menjelaskan, banyak negara telah menggunakan bahan bakar campuran etanol seperti India (E10), Amerika Serikat (E20), Thailand (E20), hingga beberapa negara di Amerika Latin yang sudah memakai E85.
“Sangat tidak benar jika ada yang bilang etanol itu tidak bagus. Kita jangan selalu berpikir seolah-olah ada yang salah. Dunia sudah maju ke arah itu,” tegasnya.








