“METI ini bukan soal menang atau kalah, melainkan wadah bersama. Kami ingin seluruh pemangku kepentingan terwakili dan bisa bersinergi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Zulfan menekankan pentingnya peran swasta dalam mempercepat transisi energi nasional. Ia menyebut potensi investasi bisa mencapai USD 200 miliar jika tender EBT dibuka lebih luas. Untuk itu, METI berkomitmen memberi ruang bagi asosiasi-asosiasi energi terbarukan agar memimpin bidang masing-masing, sehingga organisasi ini benar-benar menjadi wadah kolaborasi.
“Kami ingin METI jadi pelumas, bukan penghambat. Semua ekosistem sudah siap, tinggal bagaimana kita jalankan percepatan,” tegasnya.
BACA JUGA: Kapasitas Pembangkit EBT RI Baru 15,2 GW, Masih Jauh dari Target 2025
Dengan kepemimpinan baru ini, METI diharapkan mampu memperkuat kolaborasi lintas sektor serta mempercepat peningkatan bauran energi nasional menuju target transisi energi berkelanjutan.