Penggunaan beton bertulang memberikan kestabilan ekstra di tanah yang kurang keras, sedangkan batu kali menjadi pilihan alami di daerah pedesaan.
3. Rumah Limas – Sumatera Selatan
Rumah Limas dari Palembang memiliki atap tajam berbentuk limas serta lantai yang tinggi. Stabilitas rumah ini dijamin oleh penggunaan tiang pancang, terutama di atas tanah gambut.
Tiang pancang dipasang hingga mencapai lapisan tanah keras, memastikan rumah tetap kokoh meskipun berdiri di area yang lunak.
4. Rumah Bali – Bali
Keunikan rumah tradisional Bali terletak pada desain yang mencerminkan budaya lokal. Pondasi yang sering digunakan adalah batu kali atau batu bata, terkadang dipadukan dengan elemen batu alam.
Pondasi batu kali cocok untuk tanah keras di Bali, sedangkan batu bata memberikan kekuatan tambahan untuk bangunan modern agar lebih stabil.
5. Rumah Toraja – Sulawesi Selatan
Rumah adat Toraja dikenal dengan atap menjulang tinggi serta desain yang khas. Di daerah perbukitan Sulawesi Selatan, pondasi kayu digunakan untuk tanah bergelombang, dengan tiang-tiang yang ditancapkan ke tanah. Sebaliknya, pondasi batu kali dipilih untuk area yang lebih stabil.
BACA JUGA:Â Ditawari Konsep Rumah Berbasis Komunitas, Wamen PKP Beri Tanggapan Positif
Dengan demikian, pemilihan jenis pondasi sangat bergantung pada faktor seperti jenis tanah, lokasi, dan bahan bangunan yang tersedia. Dengan mempertimbangkan kondisi tanah dan kebutuhan bangunan, pondasi yang sesuai akan menjamin rumah tetap kokoh, aman, serta tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan.