RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Di tengah semaraknya Pameran Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 2025, Lembaga Administrasi Negara (LAN) tampil memikat dengan deretan inovasi digital dan program pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hasna Melani Puspasari dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) LAN mengungkapkan, keikutsertaan LAN di pameran ini bukan sekadar memperkenalkan aplikasi, melainkan juga memperkuat citra dan branding lembaga di mata publik.
BACA JUGA: Lemhannas Sukses Sabet Information Transparency Award di Pameran KIP 2025
Menurut Hasna, selama sepuluh tahun terakhir, LAN telah memiliki Laboratorium Inovasi yang menjadi ruang bagi pemerintah daerah dan kementerian/lembaga untuk menciptakan inovasi di bidang pelayanan publik.
“Laboratorium ini memfasilitasi ASN di seluruh Indonesia untuk membuat inovasi. Nah, melalui platform Inolen, kami merekap semua inovasi yang pernah dilakukan. Jadi semacam kamus atau repository bagi pemerintah lain yang ingin mereplikasi inovasi serupa,” jelas Hasna kepada Ruang Bicara di booth LAN, Kamis (16/10/2025).
Dengan adanya Inolen, lanjutnya, pemerintah daerah yang menghadapi persoalan serupa bisa belajar dari inovasi yang sudah ada. “Kalau ada masalah yang sama, mereka bisa mengadaptasi solusi yang mirip dari inovasi lain. Itu yang kami dorong,” tambahnya.
Akses mudah
Selain Inolen, LAN juga memperkenalkan Mobile PPID LAN, sebuah aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi publik.
“Kalau dulu hanya berupa website, sekarang kami sudah kembangkan dalam bentuk aplikasi mobile. Tujuannya agar masyarakat dan ASN lebih mudah mendapatkan informasi,” ungkap Hasna.
Menurutnya, langkah ini sejalan dengan semangat keterbukaan informasi publik yang terus digencarkan pemerintah. “Kami ingin akses data dan informasi bisa dilakukan dengan cara yang cepat, transparan, dan efisien,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hasna menjelaskan tentang IDC LAN (Information Data Center) yang kini bisa diakses publik. Dashboard interaktif ini berisi berbagai data hasil kerja LAN, terutama terkait pengembangan kompetensi ASN.
“Misalnya, publik bisa melihat sebaran alumni pelatihan LAN di seluruh Indonesia, atau data akreditasi lembaga diklat yang kami bina,” terangnya.
Menurut Hasna, LAN memang memiliki peran penting sebagai lembaga negara yang menaungi pengembangan kompetensi ASN. “Kalau instansi lain melayani masyarakat umum, LAN fokus pada ASN. Jadi stakeholder utama kami adalah ASN,” jelasnya.
Dalam proses pengembangan ASN, LAN juga memegang peranan strategis melalui berbagai pelatihan dan pendidikan. Hasna menyebut, mulai dari CPNS hingga pejabat tinggi pratama, semuanya harus melalui proses pelatihan yang diselenggarakan atau diakreditasi oleh LAN.
“Misalnya CPNS baru harus ikut pelatihan dasar. Kalau mau naik jabatan ke JPT Pratama atau Madya, mereka harus mengikuti diklat kepemimpinan di LAN,” ujarnya.
Selain itu, LAN juga menaungi tiga jabatan fungsional, yakni analis kebijakan, analis bankom, dan widyaiswara. “Untuk menempati jabatan itu, ASN wajib mengikuti diklat fungsional di LAN terlebih dahulu,” jelasnya lagi.