Menteri Purbaya Sebut Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Melambat

RUANGBICARA.co.id – Memasuki satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pemerintah menegaskan komitmennya untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional secara serius dan berkelanjutan.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai tahun pertama kepemimpinan Prabowo-Gibran menjadi momentum penting untuk memperkokoh pondasi ekonomi Indonesia agar lebih tangguh dan inklusif di masa depan.

BACA JUGA: Dedi Sumardi Nurdin Wakili Aceh di Program Strategis P3N Lemhannas RI Angkatan ke-26

“Kita perbaiki pondasi ekonominya dengan serius, dengan betul-betul. Saya akan mengerahkan seluruh pengetahuan saya yang ada, yang sudah saya pelajari selama bertahun-tahun,” ujar Purbaya, dikutip Minggu (19/10/2025).

Menurut Purbaya, sejumlah capaian kinerja ekonomi nasional menunjukkan arah yang positif. Pada triwulan II-2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat stabil di level 5,12 persen, termasuk salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20.

“Triwulan ketiga mungkin sedikit melambat, tapi tidak apa-apa. Triwulan keempat pertumbuhannya akan lebih cepat,” ujarnya dengan nada optimistis.

Selain itu, inflasi juga terjaga rendah di angka 2,65 persen (year on year), sementara defisit APBN hanya 1,56 persen terhadap PDB, dua indikator yang termasuk terendah di antara negara-negara G20.

Strategi Likuiditas

Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari kebijakan pengelolaan kas negara yang diarahkan untuk menjaga likuiditas dan mendorong aktivitas ekonomi.

“Dampaknya ke perekonomian beda. Karena sistem yang tadinya kering mulai ada uang yang cukup, maka pergerakan ekonomi jadi lebih hidup. Itu yang menimbulkan optimisme,” katanya.

Ia juga menyinggung strategi pemerintah menempatkan Rp200 triliun di Bank Himbara untuk mendukung likuiditas dan pembiayaan sektor riil.

Dari sisi eksternal, Indonesia terus mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 64 bulan berturut-turut, dengan pertumbuhan ekspor mencapai 45,8 persen sepanjang Januari hingga September 2025.

Surplus yang berkelanjutan ini tidak hanya memperkuat posisi transaksi berjalan, tetapi juga menopang cadangan devisa nasional.

Sementara itu, indikator kesejahteraan masyarakat juga menunjukkan perbaikan nyata. Tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,76 persen pada Februari 2025 — terendah sejak krisis 1998.

Selain itu, angka kemiskinan menurun menjadi 8,47 persen pada Maret 2025, yang menjadi rekor terendah sepanjang sejarah Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *