Dia juga mengatakan bahwa survei dan riset menemukan bahwa kedudukan media massa saat ini semakin tersisihkan oleh produk informasi dari media sosial yang tidak terverifikasi dan tidak diedit serta yang paling fatal lagi adalah tidak ada kode etiknya.
Apakah kita akan membiarkan opini publik di Indonesia disetir oleh media sosial? Tentu tidak! “Untuk itu kita harus bekerja keras,” ujarnya. Secara pribadi Hendry juga mengatakan bahwa negara harus ikut campur. “Cawe-cawe untuk meningkatkan kompetensi SDM Pers,” tambahnya.
Saat ini, kata Hendry, organisasi pers dan perusahaan pers ngos-ngosan. Untuk hidup saja susah, apalagi menyiapkan SDM yang berkualitas. “Untuk itu saya berharap bahwa sudah ada nanti gerakan untuk memasukkan pendidikan dan pelatihan wartawan di dalam APBN,” harapnya.












