RUANGBICARA.co.id, Jakarta – General Manager PLN Puslitbang, Mochamad Soleh, menegaskan pentingnya peran riset dan pengembangan (R&D) dalam mendukung keberlanjutan perusahaan energi.
Dalam paparannya, Soleh menjelaskan bahwa PLN Puslitbang memiliki peran penting sebagai pendukung violent group, termasuk anak usaha dan induk PLN, agar tetap tangguh menghadapi krisis energi.
BACA JUGA: Peduli Bumi, Warga dan PLN IP UBP Suralaya Kenalkan ‘Tungku Sangkrah’
Ia menyebut R&D sebagai “motor penggerak” dalam semua kegiatan sosial dan bisnis. “Kami tidak hanya menciptakan produk, tapi juga membuka peluang investasi baru lewat riset,” ujar Soleh dalam presentasinya pada Symposium Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2025 di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Lebih lanjut, Soleh memaparkan lima tantangan utama yang dihadapi sektor energi, yaitu digitalisasi, dekarbonisasi, desentralisasi, deregulasi, dan disrupsi sosial.
“Riset kami menyasar seluruh mata rantai kelistrikan, mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi, hingga pelanggan,” tambahnya.
Inovasi Unggulan
Menariknya, PLN juga menampilkan sejumlah inovasi karya anak bangsa seperti fuel cell jenis Proton Exchange Membrane, teknologi hydrogen storage, dan perangkat Supersat—gabungan panel surya dan baterai untuk 1.700 pelanggan di daerah terpencil.
“Dengan Supersat, kita bisa membentuk mini grid untuk kawasan tertentu yang kesulitan akses listrik,” jelas Soleh.
Menurut Soleh, target pemerintah untuk mencapai 76% bauran energi terbarukan (EBT) pada 2030 menjadi pendorong riset PLN dalam bidang pembangkit biomassa, kendaraan listrik (EV), dan sistem tarif.
“Riset kami juga menjawab tantangan intermitensi dari EBT. Salah satunya dengan pengembangan synchronous condenser yang lebih cepat dari baterai,” katanya.











