Presiden Jokowi Rasa Juru Bicara Capres, Hilangnya Netralitas

Penulis: Ahmad Riyadi Sadrin Leky,.M.Si Direktur Rumah Kebhinekaan Indonesia - AMIN /TIMNAS AMIN - Pembina Jaringan Indonesia Centrum

RUANGBICARA.co.id – Respon Presiden Joko Widodo atas suasana debat calon Presiden (Capres) pada putaran ketiga kemarin, 8 Januari 2024 malam tak ubahnya analisis seorang juru bicara yang merepresentasikan keberpihakannya terhadap Capres – Cawapres tertentu.

Sebagai rakyat Indonesia yang mengharapkan Pemerintah Netral dalam Kontestasi Pemilu, kita semua tentu bertanya-tanya; apakah Mr. Presiden Jokowi telah memposisikan dirinnya sama seperti Bahlil Lahadalia Menteri Investasi dan Erik Thohir Menteri BUMN aktif di mana kita mengetahui secara seksama kedua Menteri tersebut doyan mengkampanyekan Capres – Cawapees 02.

Mirisnya, Bahlil dan Erick tidak masuk tim pemenangan nasional akan tetapi berkomentar untuk kepentingan Prabowo – Gibran sebagai Capres dan Cawapres 02 pada Pemilu 2024 mendatang? Di mana letak Netralitas Para Menteri Jokowi? Apakah mungkin Jokowi sebagai Presiden bisa menertibkan cawe-cawe para pembantunya?

Kini, tudingan miring terhadap Capres 01 Anies Baswedan beraneka ragam, asumsi dan spekulasi pun mulai tergiring di jagat media yang diprakarsai oleh media abal-abal dan buzzer rupiah.

Baca juga artikel: Takdir Negeri Lautan, Hanyalah Cerita Nenek Moyang

Bahkan, tak kalah memilukan dan melukai hati rakyat di mana sejumlah Menteri Aktif hingga Mr. Presiden sekalipun tak tanggung-tanggung mengatakan Anies menyerang pribadi Prabowo Subinato dalam perdebatan kemarin.

Padahal, kalau Mr. Presiden dan Para Menteri Pembantu Rakyat tersebut bijak dalam pikiran dan tindakan politiknya, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Anies Baswedan sebagai Capres 01 tidak ada unsur untuk menyerang pribadi sosok Prabowo Subianto dalam debat yang digelar tersebut.

Harus diakui, keberanian Anies sebagai paslon yang memgusung narasi perubahan yang mengemban tugas suci dari jutaan rakyat Indonesia yang menyuarakan perubahan, keadilan san pemerataan pembangunan murni mendiskusikan setiap kebijakan publik dan menggali pengalaman capres dalam pengelolaan pemerintahan yang tengah berkuasa hari ini, dan bagaimana desain kebijakan pemerintahan masa depan serta bagaimana pengelolaan pemerintahan yang menghadirkan politik inklusif bukan manipulatif, kolusi dan nepotisme.

Kalau ditelusi lebih jauh, wajar jika Anies menyoroti secara tajam dan pendalaman beberapa hal fundamental terseb. Sebab, Prabowo adalah Menteri Pertahanan, Pembantu Jokowi.

Sebagai Menteri, ia diberikan kewenangan di mana banyak beririsan dengan tema debat. Akan tetapi, publik belum menangkap standar kualitas, bobot dan keruntutan penjelasan serta jawaban Capres 02 terkait persoalan-persoalan dasar sebagai problem klasik di tubuh Kemenhan di bawah kepemimpinannya.

Publik tentu berharap betul, setiap kebijakan dan pengalaman pribadi Capres dalam pengelolaan urusan pemerintahan memang harus di kupas tuntas. Mengapa hal ini penting, agar kemudian publik dapat mengukur komitmen dan integritas Capres ketika terpilih dalam Pemilu 2024 nanti. Apa yang dilakukan Anies pada perdebatan semalam, harus dinilai sebagai komitmen politik bagi calon pejabat publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *